Berapa Banyak Air di Bumi? Begini Cara Hitungnya

Air adalah kehidupan. Tak heran para ahli mendeteksi tanda kehidupan di planet luar lewat keberadaan air. Namun tahukah Anda berapa kandungan air di Bumi saat ini yang bisa menunjang kehidupan?

Menurut sebuah studi dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), sekitar 72 persen bagian dari Bumi tertutup air, tetapi 97 persennya merupakan air asin yang tidak bisa diminum. Lalu berapa banyak air di bumi?

Hasil studi itu juga menghitung setidaknya total air di dunia saat ini ada sekitar 326 juta mil kubik (pangkat 3) atau 1.358.827.275,09 kilometer kubik (1,36 miliar Km3). \

Lautan yang menampung air membentang sejauh 24 ribu kilometer dengan kedalaman rata-rata lebih dari 3,2 kilometer. Jika bisa menuangkan semua air di dunia ke Amerika Serikat, Anda harus membuat danau sedalam 145 kilometer.

Sebagai informasi, luas Amerika Serikat mencapai 9,37 kilometer persegi, dengan luas daratannya mencapai 9,14 km2. Sementara, Indonesia mencapai 7,8 juta kilometer persegi, dengan luas daratan 1,9 juta.

Baca Juga:  Mengenal Sejarah dan Makna Hari Guru Nasional

Jika Bumi adalah sebuah apel, lapisan airnya akan lebih tipis dari kulit buahnya. Meski demikian, kandungan air tawar, yang merupakan jenis air yang bisa dikonsumsi, di bumi bahkan lebih langka dari air asin.

Berikut fakta-fakta soal air di Bumi:

  1. Setidaknya 70 persen air tawar terkunci di lapisan es.
  2. Kurang dari 1 persen air tawar di dunia yang bisa diakses dengan mudah.
  3. Sejumlah negara memiliki lebih dari 50 persen cadangan air tawar dunia, di antaranya China, Kolombia, Brasil, Rusia, Kanada, dan Indonesia.
  4. Sepertiga dari populasi dunia tinggal di negara-negara ‘stres air’. Negara-negara yang diberi label stres sedang hingga tinggi mengonsumsi air 20 persen lebih banyak daripada pasokan yang tersedia.
Baca Juga:  Kisah Perang Tiga Raja yang Meruntuhkan Imperium Portugal

Survei USGS juga menjelaskan bahwa lebih banyak air tawar yang tersimpan di dalam tanah daripada yang ada dalam bentuk cair di permukaan.

Sebagian air yang biasa dilihat mengalir di sungai, berasal dari rembesan air tanah ke dasar sungai. Air dari curah hujan terus-menerus meresap ke dalam tanah untuk mengisi akuifer, sementara pada saat yang sama air di dalam tanah terus-menerus mengisi sungai melalui rembesan.

Meski demikian, banyak negara kini mengalami krisis air bersih, termasuk air tanah. Pengambilan air tanah yang berlebihan juga memicu bencana lain, seperti amblasnya muka tanah.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU