Hari-hari telah berlalu namun Ziea tidak dapat keluar dari tempat itu seolah tak ada jalan keluar baginya meminta pada ival juga tidak ada hasil, saat di tanya dimana jalan keluar dia pasti akan menjawabnya ‘aku tidak tahu.’
Suatu malam ival sudah tertidur dengan kucing kesayangannya tapi tidak dengan Ziea dia sulit tidur karena selalu memikirkan keadaan keluarganya Ziea takut ibunya kenapa-napa dipandanginya bintang dan bulan.
“Kenapa?” Ziea merasa ada yang aneh dengan pemuda itu awal bertemu begitu jutek tapi setelah dari tebing sikapnya berubah walaupun dari nada bicaranya masih dingin.
“Aku rindu dengan keluargaku mereka pasti khawatir karena aku hilang” ujarnya.
“Jangan sedih, aku janji akan membantumu keluar dari tempat ini agar bisa kembali bersama keluargamu dengan syarat…” ival terhenti di sambung dengan pertanyaan Ziea “Syarat apa?,” “kamu tidak boleh bersedih dan harus selalu tersenyum.” Ziea tersenyum mendengar syarat dari ival dia sangat bahagia kala itu.
Kicauan burung berhasil membangunkan Ziea dilihatnya ke bawah tidak ada ival ataupun kucing kesayangannya, Ziea keluar mencarinya Ziea sudah menduga ival akan pergi ke tebing dan benar saja dia ada di sana bersama kucing kesayangannya.
Saat Ziea hendak menghampirinya dia melihat cahaya begitu terang sesosok wanita cantik keluar dari cahaya itu saat wanita cantik berada di depan cahaya, seketika cahaya itu menghilang sirna begitu saja.
“Horutha aku telah memenuhi syarat mu jadi aku meminta janjimu” pinta ival pada wanita cantik di hadapannya.
Syarat? Syarat apa? Dan ada perjanjian apa di antara mereka berdua? Ziea akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri mereka lalu dia mengajukan pertanyaan.
“Ival siapa dia?” ival dibuat kaget dengan kedatangan Ziea secara tiba-tiba Horutha sendiri hanya tersenyum licik melihat kedatangan Ziea.
“Jadi dia yang akan kamu korbankan?” tanya horutha sinis.
“APA? Korbankan” perkataan itu sontak keluar dari mulut Ziea.
Dengan cepat ival menjawab “Bukan! tapi aku” ival terdiam sejenak memandangi Ziea “Aku akan mengorbankan diriku sendiri.”
“Bodoh” ucap horutha.
“Aku meminta dua permintaan!” ujar ival.
“Dua permintaan berarti harus ada dua korban” jawabnya penuh kelicikan. “Aku tahu kelicikanmu horutha dan aku akan memenuhinya” tukas ival.
Ziea sangat tidak mengerti dengan semuanya satu hal yang dia tahu bahwa ival dan kucing kesayangannya abrah sedang dalam bahaya.
“Ival, jelaskan ada apa?” desak Ziea.
“Bukankah semalam aku berjanji akan mengembalikan kamu pada keluargamu” Ziea hanya mengangguk. “Ini adalah satu-satunya cara agar kamu dapat kembali.”
“Aku tidak mau kamu dan abrah terluka” ucap Ziea dengan nada sedih.
“Aku mohon ini adalah satu-satunya cara, tidak ada cara lain selain ini, kamu tahu dulu aku sangat ingin keluar dari hutan ini tapi aku tidak bisa mengorbankan kucing kesayanganku dan kali ini aku dan abrah akan merelakan hidup kami untukmu” jelas ival lembut. Ziea tidak pernah mendengar ival berkata selembut itu sebelumnya.
Ival mengalihkan pandangannya ke horutha “Permintaan pertamaku adalah kamu mengembalikan Ziea pada keluarganya dan permintaan ke dua, kamu ubah waktu 29 hari menjadi 1 hari seolah-olah Ziea tidak masuk ke hutan jadikan ini sebuah mimpi dalam komanya.”
“Permintaan yang sangat mudah bagiku baiklah akan ku penuhi” jawab horutha gembira.
“Jadikan saja aku korban untukmu dan selamatkan mereka berdua” sambar Ziea.
“Sayang sekali gadis cantik semua telah terlambat” jawab horutha datar. Ziea melihat ke sampingnya tidak di dapati ival dan abrah.
“Lihat ke sana cantik” tunjuk horutha dengan tawa liciknya, kedua pundak ival di pegang oleh elang besar, ival mengulurkan ke dua tangannya dengan cepat kucing kesayangannya abrah meloncat ke dadanya disambut oleh dekapan ival, Ziea dan ival sekarang saling berpandangan.
“Jangan ival aku mohon jangan” air mata Ziea terus saja mengalir membasahi ke dua pipinya. Sebelum ival dan abrah di lepas ke bawah tebing ival melepaskan kalung abrah dan melemparkannya ke arah Ziea barulah ke duanya terjatuh untuk pertama kalinya ival mengeluarkan senyum manisnya pada Ziea.