Berawal dari Sebuah Ayat, Umar bin Khattab Memeluk Islam

Kisah masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam dimulai ketika ia mendatangi rumah adiknya, Fatimah, yang pada saat itu sudah memeluk agama Islam bersama suaminya, Sa’id bin Zaid. Umar, yang dikenal sebagai seorang yang keras terhadap umat Islam, merasa geram dengan hal itu.

Dalam kekesalannya, ia kemudian melihat sebuah lembaran berisi ayat-ayat dari Al-Qur’an, yang konon merupakan awal surat Taha. Setelah membacanya, hatinya terasa tenang dan damai.

Perasaan ini mendorong Umar untuk segera menemui Nabi Muhammad SAW di rumah Al-Arqam, tempat Nabi dan para sahabat berkumpul untuk berdakwah secara sembunyi-sembunyi.

Ketika Umar tiba, banyak sahabat yang merasa takut akan reaksinya, kecuali Hamzah bin Abdul Muttalib, paman Nabi Muhammad SAW. Namun, Nabi Muhammad SAW bersikap tenang dan menyambut kedatangan Umar dengan sabar.

Tanpa diduga, hati Umar pun menjadi lebih lunak. Nabi SAW kemudian memerintahkan Umar bin Khattab untuk memeluk Islam, dan dengan penuh keyakinan, Umar menyatakan dirinya masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Jasa Umar bin Khattab dalam Perkembangan Islam

Masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam membawa kekuatan besar bagi perkembangan dakwah Islam. Umar sering memberikan masukan kepada Rasulullah SAW agar Islam disebarkan secara terbuka, bukan lagi secara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itu, dakwah Islam pun dilakukan dengan terang-terangan, menandai perubahan signifikan dalam sejarah Islam.

Baca Juga:  Perintahkan Anak Salat Ketika Sudah Berusia 7 Tahun

Rasulullah SAW memberi gelar “Al-Faaruq” kepada Umar, yang berarti “pembeda”. Gelar ini diberikan karena Umar dianggap sebagai orang yang membedakan antara yang haq dan yang batil. Umar juga menjadi penasihat terdekat bagi Nabi Muhammad SAW, memberikan banyak kontribusi penting dalam perjalanan dakwah Islam.

Masa Kepemimpinan Umar bin Khattab

Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, khalifah pertama, ia menderita sakit yang cukup parah. Dalam kondisi sakitnya, Abu Bakar merasa perlu untuk menunjuk seorang pengganti yang akan melanjutkan kepemimpinan.

Setelah bermusyawarah dengan para sahabat, Abu Bakar akhirnya memilih Umar bin Khattab sebagai khalifah penggantinya, dengan kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin umat Islam. Abu Bakar pun melakukan bai’at kepada Umar, yang berarti seluruh umat Muslim harus patuh kepadanya sebagai khalifah.

- Iklan -

Umar bin Khattab akhirnya dilantik menjadi khalifah pada bulan Jumada Al-Akhirah tahun 13 Hijriyah. Menurut beberapa riwayat, Umar sebenarnya sudah diangkat menjadi khalifah beberapa hari sebelum bulan tersebut, tepatnya pada hari wafatnya Abu Bakar.

Selama sepuluh tahun kepemimpinannya, Umar menghadapi banyak tantangan, mulai dari peperangan hingga masalah sosial lainnya, seperti menanggulangi penolakan masyarakat untuk membayar zakat.

Baca Juga:  Fatimah dan Sikap Sahabat saat Meninggalnya Rasulullah SAW

Masa pemerintahan Umar bin Khattab menjadi masa yang gemilang bagi perkembangan Islam. Ia tidak hanya berhasil dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam, tetapi juga dalam penataan administrasi negara, perekonomian, serta menciptakan sistem hukum yang lebih adil.

Banyak yang menyebutnya sebagai pendiri negara Islam, meski ini tidak merujuk pada pendirian negara dalam pengertian modern, melainkan lebih pada penguatan aqidah dan struktur pemerintahan Islam yang kokoh.

Akhir Hayat Umar bin Khattab

Umar bin Khattab menjadi khalifah hingga tahun 644 Masehi, namun ia mengakhiri hidupnya dengan tragis. Pada suatu pagi, ketika hendak memimpin salat Subuh, Umar dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Abu Lukluk (Fairus).

Pembunuhan ini terjadi sebagai bentuk dendam pribadi, karena Fairus merasa sakit hati atas kekalahan Persia di tangan Umar dalam penaklukan wilayah Persia. Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H (641 M), meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam.

Namun, meskipun Umar bin Khattab telah tiada, jasa-jasanya dalam membangun dasar-dasar pemerintahan Islam dan memperluas dakwah Islam tetap dikenang sepanjang masa. (ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU