Kalau bukan orang kaya dan orang mampu, yang menyayangi orang-orang miskin dhuafa, pengangguran dan orang yang menuntut ilmu, kira-kira siapa ya yang bisa menyayanginya?
Seperti yang diserukan salah satu firman Allah SWT, bertolong-tolonganlah kamu, saling bantulah kamu, karena sesungguhnya dari rezeki orang kaya dan orang mampu, ada hak orang miskin di dalamnya.
Salah satu wujudnya adalah dengan memberi makan kepada mereka. Banyak juga puji, sanjungan bahkan ampunan serta tempat yang terpuji disisi Allah SWT, bagi orang yang gemar memberi makan kepada fakir miskin.
Dulu saat dan setelah negara kita dijajah, sangat sulit melakukan hal tersebut. Rakyat serba kekurangan. Pemerintah pun masih berat memberikan bantuan sosial kepada rakyatnya.
Sekarang, sudah sangat banyak orang kaya, orang mampu, yang sesungguhnya bisa berbagi. Sekalipun hanya sebungkus nasi.
Bila kegiatan ini bisa membudaya dan merata di seluruh pelosok, mska tidak akan ada saudara kita yang merasa kesulitan untuk makan.
Berharap dari bantuan sosial pemerintah tidak mungkin bisa menjangkau seluruhnya. Apalagi utangnya yang kelihatan susah terlunaskan, bahkan akan diwarisi oleh beberapa generasi.
Lebih Baik dari Bangun 1000 Masjid
Syekh Sudani Abdul Baqi Al Mukasqifi dalam salah satu khutbah Jumatnya, “Setiap makanan untuk mengisi perut orang kelaparan lebih baik dari pada membangun 1000 masjid.
Imam Jalaluddin Al Suyuti dalam kitabnya Al Jami’ Al Shaqir, yang mengutip sebuah hadist, Rasulullah bersabda, “Orang yang mendapat perlindungan Allah SWT, dialah orang yang memberi makan orang yang lapar”. (Ana)