Beside You (Di Sisimu)

Satu minggu sudah mereka lewati. Selama satu minggu itu pula, Asahi sadar bahwa Rikuto tidak pernah diperhatikan oleh orang lain. Ia dianggap tidak ada oleh orang-orang di sekitarnya.

Namun, ia selalu tersenyum seakan itu tidaklah sebuah masalah baginya. “Enggak apa-apa kok, Asahi. Selama ada kamu, buat aku sudah cukup!” jawab Rikuto yang mengejutkan Asahi dari lamunannya. Asahi hanya tersenyum kecil. Ia lega mendengar perkataan Rikuto itu. Namun, sekali lagi, bagaimana Rikuto bisa selalu tahu apa yang dipikirkan Asahi?

Sepulang sekolah, Rikuto melompat ke depan Asahi, “Asahi! Kita pulang bareng, yuk!” “Oh, oke!” jawab Asahi yang masih terkejut. Rikuto memutuskan untuk mengantar Asahi pulang terlebih dahulu.

“Apakah rumahmu juga lewat jalan ini, Rikuto?” tanya Asahi yang sadar bahwa mereka berjalan di jalan yang biasa ia tempuh tiap hari ketika pulang-pergi sekolah sendirian.

“Enggak,” jawab Rikuto santai. Asahi terkejut dan hendak bertanya, tetapi Rikuto langsung melanjutkan perkataannya, “Nanti aku bisa pulang sendiri, kok. Aku juga enggak lagi tinggal di rumah orang tuaku.” Asahi terkejut lagi, “Kok bisa?! Ada masalah apa memangnya??”

“Ceritanya panjang.. tapi enggak ada masalah, kok! Sekarang aku sedang tinggal di suatu tempat di Jl. Mediterania No. 7,” jawab Rikuto sambil tersenyum seakan itu hal yang biasa. Hal ‘biasa’ yang membuat Asahi sangat bingung dan penasaran.

Ia meminta Rikuto untuk menceritakannya lebih lanjut, tetapi Rikuto menolaknya dengan ramah dan senyum hangat khasnya. Dengan ini, Asahi semakin ingin tahu tentang Rikuto.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU