Kaum perempuan berperan besar dalam kemajuan bangsa, tidak terkecuali di masa pandemi Covid-19. Wabah yang melanda seluruh dunia ini menjadi ajang bagi para perempuan dalam menunjukkan kekuatan dan kontribusinya dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan. Secara khusus, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menyampaikan empat pesan kepada muslimah Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan beberapa pesan berikut. Pertama, muslimah Indonesia perlu ikut andil dalam upaya memperbaiki akses dan kualitas kesehatan bagi ibu, anak dan remaja,” tuturnya di Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
Peranan perempuan, kata Wapres, sangat dibutuhkan dalam mengakselerasi perbaikan nutrisi keluarga dan gizi anak-anak, yang akan menghasilkan efek hebat, seperti penurunan kasus stunting dan peningkatan mutu SDM Indonesia.
“Saya mengharapkan dukungan muslimah Indonesia dalam mendorong integrasi kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum pendidikan, selain terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkeluarga yang sejahtera,” harap Ma’ruf Amin dilansir dari laman Kementerian Kominfo.
Kedua, pesan Wapres, muslimah Indonesia agar terus aktif dalam mengakselerasi peningkatan kualitas dan jenjang pendidikan perempuan Indonesia.
“Pendidikan adalah fondasi bagi kehidupan yang adil, maslahat, dan damai. Kaum perempuan yang berpendidikan dan berpengetahuan akan berkontribusi pada laju perekonomian negara, melalui perolehan dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas,” terangnya.
Lalu pesan yang ketiga, urai Wapres, muslimah Indonesia agar dapat meningkatkan keterampilan perempuan, baik perempuan bekerja maupun ibu rumah tangga.
“Keterampilan-keterampilan tersebut diharapkan akan menunjang kualitas hidup pribadi dan ketahanan keluarga,” paparnya.
Dan yang tidak kalah penting pesan keempat, yaitu muslimah Indonesia agar giat mengampanyekan larangan perkawinan anak terlalu dini.
“Pendekatan agama tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan untuk terciptanya keluarga yang sakinah dan berkualitas sangat penting dan efektif, karena masyarakat kita adalah masyarakat yang patuh kepada ajaran agama,” imbaunya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK), Islam Amany Lubis menyampaikan pentingnya penguatan kemitraan pemberdayaan perempuan sebagai sarana peningkatan kepekaan masyarakat terhadap beragam permasalahan perempuan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Perlu kita perkuat kemitraan untuk pemberdayaan perempuan, tidak hanya Indonesia tapi juga dunia. Dengan adanya kongres ini akan menguatkan wawasan kita tentang permasalahan perempuan di Indonesia juga tentang permasalahan perempuan di dunia,” ujar Amany.
Sementara pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Kongres Muslimah Indonesia ke-3 sekaligus Ketua KPRK, Siti Ma’rifah menambahkan bahwa KMI ke-3 ini menjadi wadah komunikasi dan informasi dalam mendukung eksistensi perempuan, remaja, anak, dan ketahanan keluarga.
Menurut Ma’rifah, KMI Ke-3 dihadiri oleh pemimpin Muslimah dari kalangan ulama, zuama, dan cendekiawan nasional dan internasional.
“Sekitar 400 orang yang akan hadir secara offline dan online, dari berbagai unsur, seperti tokoh perempuan dan Muslimah Indonesia, tokoh perempuan dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ormas perempuan Islam, pimpinan Komisi PRK MUI se-Indonesia, budayawan, pemuda, akademisi, dan media,” paparnya.
Sebagai informasi, acara dengan tema “Peran dan Kontribusi Perempuan di Berbagai Bidang Pasca Pandemi” ini diselenggarakan dimulai sejak 19 sampai dengan 21 Desember 2022 secara hybrid.
Kongres terdiri atas 4 panel utama yang akan membahas peran perempuan modern perspektif agama dan perdamaian, kedudukan perempuan dalam konstitusi di negara muslim dan ekonomi syariah yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi ancaman resesi dunia.
Tampak hadir pada malam itu, Wakil Ketua MUI, Marsudi Suhud dan Kepala Sekretariat Wapres, Ahmad Erani Yustika; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Suprayoga Hadi; serta Staf Khusus Wapres, Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Lukmanul Hakim. (*)