Oleh : Nurhayana Kamar
Adam dan Hawa tidak mentang-mentang dibetikan kekuasaan dan keutamaan, hingga malaekat pun berdujud kepadanya, lalu membuatnya sombong.
Dan tidak.merasa, bahwa dengan pemberian Allah tersebut lalu merasa bebas dari segalanya.
Tidak seperti sda karakter manusia, setelah berkuasa, kebijakannya melampaui batas. Bahkan merasa, orang lain tidak perlu hidup, dirinya sajalah yang hidup.
Adam tetap Merasa bersalah, karena memiliki pelanggaran kepada sang penciptanya. Sehibgga dia merasa harus bertobat kepada Allah.
Merasa Menganiaya Diri Sendiri
Adam.merasa dengan pelanggarannya tersebut, menganiata ditinya sendiri. Meskipun pelanggarannya tersebut, karena pengaruh pihak lain, yaitu iblis.
Permohonan tobat Adam tersebut, disampaikanbya di suatu hari, pas hari Jumat.
Di dalam surat Al – A’araf ayat 23, Adam memohon anpunqn Allah, “ya Tuhan kami, kami menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami, kami termasuk
orang orang yang merugi.
Allah menerima taubat Adam. Bukti bahwa Allah maha pemurah, pengasih dan penyayang,
Hal tersebut terungkap di dalam Al -Qur’an, surah Al – Baqarah, ayat 37.
Adam yang setelah menjadi khalifah di bumi, juga diangkat sebagai Nabi, mewariskan ptilaku kepada anak cucunya, senantiasa merendah kepada Allah, untuk memohon taubat atau ampunan Bila melakukan prlanggaran pelanggaran kepada Allah. Soal diterimanya atau tidaknya permohonan taubat kita, berserah diri kepada Allah (berbagai sumber- bersambung)