Bulan Syaban, Sangat Diperhatikan Rasulullah SAW

Bulan Syaban, merupakan salah satu bulan yang sangat diperhatikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Antara lain perhatian beliau adalah memperbanyak berpuasa pada bulan tersebut.

Mengapa Bernama Syaban?

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan, bahwa bulan Syaban diambil dari kata Tasya’abal Qabaail, artinya kabilah kabilah itu, becerai berai karena adanya serangan jamaknya adalah Syaaabiin atau Syabanaat.

Keutamaan Syaban

Bulan Syaban memiliki beberapa keutamaan

1. Amalan-amalan saleh, diangkat pada bulan Syaban

Sahabat Usamah bin Zaid radhyallahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa pada bulan bulan lainnya, sebanyak engkau berpuasa pada bulan Syaban”.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Rabu, 11 Desember 2024: Individualitas dan Hidup Rohani

Rasulullah lalu bersavda : ” Iti adalah bulan dimana manuia lalai darinya, antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Dan dia adalah bulan dimana amal amal diangkat keoada Rabbul Alamii. Maka aku suka amalanku diangkat sementara aku sedang berpuasa. (Diriwayatkab oleh Ahmad dan An Nasa’iy)

2. Nabi SAW banyak berpuasa di bulan Syaban

Hal tersebut berdasarkan ucapan Aisyah radhyallahu anha, : “Aku tidak pernah melihat Radulullah SAW, berpuada sebulan penuh kecuali psda bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari pada bulan Syaban. (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Selasa, 17 Desember 2024: Penebusan dan Kebutuhan akan Penebusan

Dalam riwayat muslim disbutkan.: ” Beliau SAW, berpuasa Syaban, kecuali sedikit (tidak berpuasa)”

- Iklan -

Dalam riwayat lain disebutkan:” Beliau SAW berpuasa Syaban seluruhnya”.

Imam Al Thirmidzy rahimahullah, menukil dari Ibnul Mubarak rahimahullah yang mengatakan bahwa: ” Dalam bahasa Arab apabila seseorang berpuasa pada sebagian besar hari hari dalam srbulan, .maka boleh dikstakan bahwa dia berpuasa selama sebulan.

Sebagaimana dikatakan: “Si fulan salat sepanjang malam padahal mungkin saja dia juga makan dan melakukan kesibukan yang lain. (Suna At Thirmidzy no 737). (Ustdz Anshari, S. Th. I, MA Hafixhahullah/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU