Pandemi Covid-19 sudah dua tahun melanda dunia, termasuk Indonesia. Wabah yang di bawah oleh SARS-CoV-2 Virus ini, menyerang sistem pernapasan. Salah satu gejala Covid-19 yang banyak dikeluhkan pasien positif Covid-19 adalah anosmia.
Gejala Anosmia
Sayangnya, untuk mendiagnosis hilangnya penciuman tidak ada tes medis yang secara khusus. Satu-satunya cara untuk mengetahui hilangnya penciuman yaitu dengan mencium sesuatu yang memiliki bau yang kuat dan khas.
Makanan mungkin menjadi pilihan yang baik di sini, seperti biji kopi, kayu manis, atau bawang putih segar.
Selain itu, kamu juga dapat memilih untuk menggunakan benda lain seperti bedak bayi atau lilin beraroma. Jika kamu kesulitan menangkap aroma yang dipilih, kamu mungkin mengalami kehilangan penciuman.
Penyebab Anosmia pada Pasien Covid-19
Covid-19 menyebabkan pengurangan bau dan rasa pada banyak pasien. Gejala-gejala ini terjadi pada awal penyakit dan terkadang menjadi satu-satunya gejala yang dapat dikenali pada orang dengan Covid-19.
Sebuah hipotesis mengapa beberapa orang dengan infeksi Covid-19 mengembangkan anosmia adalah perbedaan genetik dalam kemampuan virus untuk menempel pada reseptor di rongga hidung.
Orang dengan infeksi Covid-19 biasanya mendapatkan kembali indra perasa dan penciuman mereka setelah beberapa hari atau minggu, tetapi bagi sebagian orang, ini bisa memakan waktu lebih lama dari itu.
Cara Pulihkan Penciuman dari Anosmia
Salah satu cara mengembalikan indra penciuman saat anosmia secara alami adalah dengan melatih penciuman secara perlahan.
Dalam pelatihan penciuman, pasien mencium serangkaian empat bau kuat atau dalam bentuk minyak esensial. Bau yang dipilih adalah bau yang mudah dikenali atau sudah akrab dicium. Setiap aroma dihirup dengan lembut selama 20 detik. Proses ini diulang tiga kali sehari selama 6 minggu.
Pelatihan penciuman mungkin paling efektif jika mengendus empat bau yang sama setiap hari, daripada bergantian. Disarankan juga untuk berkonsentrasi penuh pada aroma, memberikan perhatian penuh, selama 20 detik. Untuk mencoba pelatihan penciuman kamu bisa menggunakan aroma kopi, mawar, jeruk, kayu putih, vanila, cengkeh atau daun mint.
Selama pelatihan penciuman, kamu mungkin mengalami aroma aneh yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dicium. Ini termasuk bau busuk seperti karet terbakar atau kotoran tubuh. Ini dikenal sebagai parosmia. Parosmia dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama tetapi biasanya bersifat sementara.
Latihan pernapasan ini bertujuan untuk membantu pemulihan berdasarkan neuroplastisitas – kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri untuk mengompensasi perubahan atau cedera.