Catat Sejarah, Prodi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar Cetak 26 Dokter Muda

Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar berhasil mencetak 26 Dokter Muda.

Mereka diantaranya Rizka Amalia , Gita Yustika, Sul Fadly, Nurainun Qamariah Ansari, Nur Fadhila Jaharuddin, Siti Nurbina, Siti Ramadhani , A. Muh Akbar Jaya, Fitri Nengsi Astuti.

Kemudian, Novia Anggraeni, Sri Rezki Wahdania Jamaluddin, Andi Suci Indah Lestari , Yusril Ihsanul Mukarram , Alifia Nurdani Darmawan, Andi Muhammad Faisal Ansar.

Lalu, Intan Nursiani, Balqis Dwiyanti Haedar, Sitti Rahmah Ningsih, Ardhia Regita Cahyani, A. Ihtirami, Nurul Rahmadiani Ukfah.

Selanjutnya, Triska Rezkyanti Putri, Nuraeni Azizah Amalia, Hidro Muhammad Perdana, Dian Wahyuni , Muh. Edward Huznan Rafid.

Dokter muda itu dilantik dan diambil sumpahnya oleh Dekan FKIK UIN Alauddin Makassar, Dr dr Syatirah Jalaluddin SP A M Kes di Maxone Hotel, Kota Makassar, Kamis (21/7/2022).

Hadir dalam pelantikan itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis. Dekan dan Para Wakil Dekan FKIK, Mantan Dekan FKIK Prof Dr dr Andi Armyn Nurdin M Sc, Direktur Rumah Sakit Haji, drg Hj Sukraeni Abdullah M Kes.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis Ph D mengungkapkan, dari 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) baru tiga yang mendirikan Pendidikan Dokter.

“Dari 58 PTKIN baru tiga PTKIN mengeporasikan pendidikan Dokter diantaranya UIN Jakarta, UIN Malang dan UIN Alauddin Makassar,” bebernya.

- Iklan -

Sehingga kata Dia, sebuah kesyukuran, PTKIN yang pimpinnya melahirkan Dokter muda dengan waktu lima setengah tahun.

“Kalian adalah cetakan pertama, lulus dengan waktu lima setengah tahun, sebuah lompatan yang tidak lazim di Perguruan Tinggi lainnya. Jangan sombong,” tandasnya.

Guru Besar Sosiologi Pendidikan itu membeberkan, 10 tahun lalu pihaknya tidak menyangka UIN Alauddin Makassar akan mencetak Dokter.

Baca Juga:  Rahasia di Balik Lab Uji Obat: Menjamin Efektivitas dan Keamanan

“Sebagai produk panjang dari perjalanan UIN alauddin, sejak menjadi IAIN sampai bertansformasi menjadi Universitas, bahkan sampai 10 tahun yang lalu, tidak terbersit sedikitpun Alauddin akan mencetak dokter,” ujarnya.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan itu mengungkapkan, Pendidikan Dokter yang ada di UIN Alauddin Makassar berbeda dengan perguruan tinggi lainnya.

“Alumni kedokteran UIN Alauddin Makassar memiliki prototipe, legacy bahwa selain menjadi Dokter pada umumnya, kita ini mencetak Dokter penghafal Al-Qur’an,” tuturnya.

Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga itu berpesan dokter yang telah disumpah itu diproduksi dengan prinsip kemandirian seperti dipegang pengelola.

“Darah yang mengalir dalam nadinya kalian darah kemandirian jangan menjadi dokter hari ini setelah itu menjadi dokter cengen suka sense sedikit sedikit baper tinggalkan group,” pesannya.

Darah kemandirian itu kata Dia, harus dibangun bagaimana diwujudkan memikirkan secara mandiri melanjutkan studinya dan mengambil spesialis.

“Kalian jadi dokter itu memiliki nilai plus, bedanya produk UIN Alauddin Makassar, belum disuntik itu sudah disembuh.
Artinya, ada perilaku keagamaan dalam menyembuhkan,” bebernya.

Selain itu, Prof Hamdan Juhannis menekankan, para alumni haru menjaga nama baik almamater.

“Jagalah nama baik almamater, sumpah kode etik ke UIN. Dan lebih luas lagi kode etik kemanusiaan. Kalian harus ramah,” tuturnya.

Selanjutnya, alumnus Australia National University itu menekankan alumni harus membangun sinergi. Menurutnya, tanpa kolaborasi semua tidak akan berjalan dengan baik.

“Saya amati ada celah dalam dunia kedokteran, lemahnya pola atau strategi kolaborasi dan kerjasama banyak orang rajin bekerja, tapi lemah bekerjasama,” paparnya.

Dia mengutip salah satu quotes yang mengatakan, kalau mau berjalan cepat berjalan sendiri, tetapi kalau mau berjalan jauh berjalan bersama.

Baca Juga:  Mau Jadi Ahli Farmasi? Ini 15 Kampus Terbaik di Indonesia yang Bisa Kamu Pilih

“Saya ingin tekankan kalaborasi, bekerjasama. Karena kerjasama lebih mendapatkan hasil lebih dari kemampuan kita, para Dokter yang dilahirkan hari ini coba camkan itu kuatkan kolaborasi, kerjasama,” pungkasnya.

Sementara itu, Mantan Dekan FKIK yang menjadi salah satu perintis Prodi Pendidikan Dokter, Prof Dr dr Andi Armyn Nurdin M Sc dalam sambutannya mengungkapkan, ada empat prestasi yang diraih Dokter yang dicetak UIN Alauddin Makassar.

Diantaranya, kata Dia, 26 alumni merupakan lulusan tercepat dari delapan Prodi Kedokteran yang dibuka bersamaan di seluruh Indonesia.

Prestasi selanjutnya adalah, Alumni Kedokteran UIN Alauddin Makassar tercatat dalam sejarah tingkat kelulusan Ujian Kompotensi Mahasiswa Program Profesi Dokter sebesar 92,8 persen.

“Ini baru pertama, tidak ada dalam sejarah Fakultas Kedokteran Ujian Kompotensi Mahasiswa Program Profesi Dokter itu diatas 90 persen,” ujarnya.

Prestasi ketiga lanjut Prof Armyn Nurdin, Pendidikan Dokter milik UIN Alauddin Makassar itu kurikulumnya mandiri, beda dengan UMI, Unismuh dan Bosowa itu dibina dari Unhas.

“Kalau di Makassar Pendidikan Dokter itu ada di UMI, Unismuh dan Bosowa itu dibina dari Unhas, tetapi UIN Alauddin Makassar itu mandiri tidak tergantung dari Unhas,” ujarnya.

Selain itu, Prof Armyn Nurdin membeberkan prestasi keempat adalah, alumni Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar memiliki ciri khas, pembeda dengan Dokter lainnya.

Menurut, Dosen S3 Prodi Kedokteran Universitas Hasanuddin itu, alumni UIN Alauddin Makassar tidak hanya mengetahui teori umum akan tetapi menjadi penghafal.

“Ini adalah wujud kemandirian kurikulum Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar, dengan konsep integrasi keilmuan,” pungkasnya.(*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU