Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis resmi mengukuhkan sebanyak 10 guru besar atau Profesor secara bersamaan.
Pengukuhan itu dilaksanakan melalui Sidang Senat Terbuka Luar Biasa di Gedung Auditorium Kampus II UIN, Kamis (27/01/2022).
Kesepuluh guru besar tersebut, yakni Prof Dr H Abd Rasyid M, S Ag M Pd M Si MM dalam Bidang Ilmu Sosiologi, Prof Dr H Mahmuddin S Ag M Ag dalam Bidang Ilmu Pemikiran Modern.
Kemudian, Prof Dr Hasaruddin S Ag M Ag dalam Bidang Ilmu Studi Islam, Prof Dr Muhammad Yaumi, M Hum M A dalam Bidang Ilmu Teknologi Pendidikan.
Lalu, Prof Dr H Mahmuddin M Ag dalam Bidang Ilmu Manajemen Dakwah, Prof Dr H Muhammad Halifah M S Ag M Pd dalam Bidang Ilmu Metode Penelitian.
Selanjutnya, Prof Dr H Muhammad Amri, Lc M Ag dalam Bidang Ilmu Akhlak Tasawuf, Prof Dr Hj Djuwairiah Ahmad M Pd M TESOL dalam Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.
Terakhir, Prof Dr Sitti Mania S Ag M Ag dalam Bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan dan Prof Dr Marilang S H M Hum dalam Bidang Ilmu Hukum.
Prof Hamdan Juhannis dalam sambutanya mengatakan, pengukuhan itu merupakan sebuah pencapain karena baru pertama kali sepanjang sejarah pengukuhan 10 guru besar sekaligus.
“Ini sebuah pencapaian karena pertama kali sepanjang sejarah pengukuhan 10 guru besar sekaligus.
Yah ini efisiensi sekaligus untuk bisa mengkoneksikan pengetahuan kepakaran masing masing,” jelasnya.
Guru besar Sosiologi Pendidikan itu mengungkapkan pengukuhan ini sangat luar bisa dikarenakan pidato yang disampaikan bervariasi serta banyak keilmuan progresif.
“Ini sangat luar karena begitu sangat variatif dan progresif keilmuan yang mereka paparkan mulai inteligensi artifisial, restorasi sosial kemudian moderasi, teknologi pembelajaran,” ujarnya.
Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga itu berpesan, guru besar UINAM agar menyebarkan gagasan tulisan akademik.
Menurut Hamdan, dengan adanya penyebaran itu apalagi masuk dalam jurnal Internasional akan mengangkat citra akademik UIN Alauddin Makassar.
“Penyebaran gagasan tulisan akademik di publikasi kan ke jurnal internasional tentu akan mengangkat citra akademik perguruan tinggi, nah itu program kita, jualan ke masyarakat,” terangnya.
Menjadi guru besar, kata Rektor, tapi tidak mampu menerbitkan dan menjual karya-karya, maka itu hanya bisa menjadi nama saja .
“Ini harapan kita, guru besar ini ada 10 jurnal internasional diperoleh,” pungkas Rektor.