Mahasiswa Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II, Posko 18 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melakukan intervensi penyuluhan terkait bahaya merokok bagi remaja di Desa Bontokassi, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Jumat, 14 Januari 2022.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Galesong Selatan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran dari para siswa akan bahaya merokok. Penyuluhan ini diikuti oleh 26 orang siswa SMP.
Pihak sekolah merespon baik kegiatan ini dan sangat antusias. Kepala SMPN 3 Galesong Selatan menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa PBL II FKM Unhas yang telah memberikan edukasi kepada siswa terkait bahaya merokok.
“Siswa SMP memang perlu diedukasi sedini mungkin terkait bahaya merokok, di umur mereka yang sekarang ini banyak yang ingin coba-coba merokok.
Harapannya dengan adanya edukasi dari adik-adik mahasiswa PBL ini dapat menambah pengetahuan siswa terkait bahaya merokok bagi kesehatan,” harap Kepala SMP Negeri 3 Galesong Selatan.
Menurut dosen supervisor Posko 18 Desa Bontokassi, Muhammad Rachmat, ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja, diantaranya teman sebaya dan keluarga merokok, khususnya orang tua.
“Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Hal itu berarti ada pihak-pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosialisasi. Orangtua atau saudara yang merokok merupakan agen imitasi yang baik.
Orangtua merokok dianggap sebagai bentuk legitimasi merokok bagi anak-anak mereka. Orang tua menjadi model tingkah laku anak-anak, termasuk perilaku merokok,” jelas Muhammad Rachmat.
“Masa remaja juga merupakan periode penting risiko untuk pengembangan perilaku merokok jangka panjang.
Selain itu, perilaku merokok merupakan pintu masuk perilaku negatif yang lain seperti penyalahgunaan narkotika dan minum minuman keras,” lanjut Muhammad Rachmat.
“Teman sebaya merupakan sumber penting dari rokok pertama remaja. Remaja mengalami tekanan internal untuk merokok jika orang lain di sekitar mereka merokok.
Oleh karena itu, sekolah perlu dilibatkan dalam upaya mencegah dan mengintervensi perilaku merokok pada anak dan remaja secara lebih intensif,” tutup Muhammad Rachmat yang merupakan dosen di Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Unhas.