Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Kalangan siswa perokok menjadi perhatian serius dunia pendidikan. Berbagai upaya pencegahan dan pendidikan pun dilakukan. Hal itu seperti yang dilakukan di SMA Negeri 15 Bone, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone.
Kepala Sekolah (Kepsek)SMA Negeri 15 Bone Muhammad Tang mengatakan, mendidik siswa di lingkungan sekolah termasuk siswa perokok, tidak boleh setengah hati. Kuncinya, harus tegas, konsisten, dan tidak membedakan.
“Sekali aturannya keluar, maka harus dikeluarkan. Tujuannya adalah memberi efek jera kepada yang lainnya agar tidak mau melanggar aturan yang ada. Prinsipnya, mencabut gigi yang sakit agar tidak menular ke gigi lainnya yang ada di sekitarnya,”tegas Muhammad Tang kepada FAJAR PENDIDIKAN, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Muhammad Tang menegaskan, agar sistem mendidik/mencegah siswa merokok dapat berjalan dengan baik di sekolah yang dipimpinya, maka di kantin sekolah dibuat aturan tidak boleh ada merokok apalagi menjual rokok.
“Sesuai kesepakatan, bilamana ada merokok di kantin sanksinya ditutup. Kantin yang tidak mengindahkan larangan merokok ya ditutup. Siswa yang merokok dikeluarkan. Itu sanksinya. Tujuannya untuk kedisiplinan,”katanya.
Terkait Guru atau pegawai di SMA Negeri 15 Bone yang terlanjur menjadi pecandu rokok, diwanti wantinya agar merokok di tempat yang tidak terlihat oleh siswa. Selain itu, mereka harus menjadi teladan yang baik bagi para siswa.
Muhammad Tang menyadari penegakan aturan pasti ada kendalanya. Diantaranya, pada aspek siswa masih kadang mau coba-coba, tidak mengindahkan karena mau coba ketegasan penentu kebijakan. Dan Biasanya kalau sudah dikenakan aturan itu maka dia gunakan semua kekuatan yang bisa mempengaruhi agar keputusan bisa diubah dengan kebijakan.
Olehnya itu, Kepsek berharap semua pihak yang terkait sekolah mendukung upaya yang dilakukannya demi sekolah dan siswa yang berkarakter, lebih baik.
Reporter: Abustan
