Hari esok pun tiba, Naya bergegas berangkat sekolah. Hingga jam pulang sekolah tiba, Naya langsung menuju rumah. Takut tamu yang dimaksud ibu sudah datang dan rumahnya sedang kosong.
Apalagi tamu tersebut merupakan tamu jauh. Buru-buru ia bersepeda, saat menyeberang jalan ia tak tengok kanan kiri. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut membunyikan klakson berkali-kali karena ada anak yang sepertinya akan menyeberang.
Anak tersebut ialah Naya, ia menyeberang begitu saja dan tidak mendengar klakson mobil. Saat ditengah jalan, sesaat Naya menengok kekanan dan terkejut melihat mobil besar melaju kearah dirinya. Dan…
Naya mengalami kecelakaan, ia masih setengah sadar. Naya merasakan sakit diseluruh tubuh terutama kaki kanannya. Setelah itu ia melihat cahaya putih yang amat terang. Seketika Naya menutup mata dan tak sadarkan diri.
***
Naya telah berada di rumah sakit dan telah sadar dari tidurnya. Ia melihat sosok laki- laki, betapa terkejutnya ia saat tau bahwa itu ayahnya. Ayah pun langsung memeluk Naya. Rupanya, tamu yang dimaksud ibu adalah ayahnya sendiri.
Naya diberitahu kalau ia telah kecelakaan kemarin. Tiba-tiba, ibu datang membawa makanan dan sangat senang saat tahu Naya sudah sadar. Namun ada rasa khawatir dan sedih menyelimuti ayah dan ibu.
“Naya mau ke kamar mandi dulu. Ayah jangan pergi-pergi, Naya kangen banget sama
ayah!”
“Naya jangan turun dulu! Nanti ibu bantu ke kamar mandinya!” Pinta ibu. Tapi karena Naya sangat ingin buang air kecil, ia segera ke kamar mandi. Dan betapa terkejutnya ia saat membuka selimut dan melihat kaki kanannya. Sontak Naya teriak sambil menangis.
“Kakiku kemana? Kok dipotong? Dokter kembalikan kaki Naya! Hiks.. hiks..” Naya terus menangis saat tau kaki kanannya sudah diamputasi. Ia terus menangis sampai suaranya serak. Ia enggan makan dan minum. Yang ia lakukan setelah sadar hanyalah menangis terus menerus.
***
Hari dimana Naya sudah diperbolehkan pulang pun tiba.