“Cahya!” sambut sang nenek yang terlihat begitu gembira.
“Nenek, kakek!” Cahya langsung menghampiri kedua orang tua itu dan bertingkah seperti anak kecil meskipun di usianya yang sudah terbilang dewasa.
“Cahya, nenek dan kakek kangen sekali dengan kamu” ucap nenek sambil terus memeluk Cahya.
“ Ia nek, kek, Cahya juga kangen sekali dengan kalian”
“Ratna, Dani bagaimana kabar kalian?” ucap kakek sambil menerima uluran tangan Ratna yang menyalaminya.
Ratna dan Dani adalah nama dari kedua orang tua Cahya, Ratna merupakan anak satu-satunya dari sesepuh di Desa Darangdan ini, pola asuh yang baik membuat Ratna tumbuh menjadi anak yang berbakti dan taat terhadap ilmu agama sehingga menurun pada Cahya.
“Alhamdulillah kami baik nek, kek..” ucap Dani kepada mertuanya.
“Ayo masuk, di luar dingin” sahut sang nenek dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya.
Mereka semua masuk sambil membawa barang-barang bawaan. Suasana yang hangat menyelimuti keadaan mereka, suasana yang selalu di rindu kan gadis bernama Cahya itu.
Setelah 2 hari mereka bersama, orang tua Cahya pulang lebih dulu karena urusan pekerjaan, sedangkan Cahya memilih menetap lebih lama.
“Dah,, ibu dan ayah balik ke Bandung duluan ya nak, kamu di sini jangan menyusahkan nenek dan kakek” ucap ayahnya kepada Cahya.
“Ia ayah tenang saja”
Cahya berniat menghabiskan waktu liburan kuliah bersama kakek dan neneknya, sembari mengunjungi beberapa tempat yang menjadi kenangannya dulu..
“Hati-hati di jalan ya Ratna, Dani” ucap kakek dan nenek Cahya sambil mengantarnya menuju mobil. “Ia ibu, bapak. Assalamualaikum”
“Wa’alaikum salam”