Makassar,FAJARPENDIDIKAN.co.id – Benih-benih kebencian dan prasangka buruk pada orang lain menyeruak di mana-mana. Hal ini juga diperparah oleh politik identitas yang menyemai, tatkala negara menyelenggarakan pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.
Melihat kenyataan tersebut, Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) menggelar Pelatihan Jurnalisme Keberagaman. Pelatihan berlangsung di Hotel Jolin Makassar, 26-28 Februari dan diikuti oleh berbagai lembaga/komunitas yang bergerak dalam isu perdamaian.
Direktur LAPAR, Muhammad Iqbal Arsyad saat membuka kegiatan mengatakan, pelatihan ini berangkat dari diskusi bersama beberapa komunitas yang prihatin dengan kondisi kehidupan masyarakat saat ini. Sifat iri dan dengki, sifat pemarah, sifat pendendam, sifat angkara murka pada orang lain dan umat lainnya dipertontonkan di linimasa media sosial, bahkan sudah menjangkau kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Oleh karena itu, teman-teman di LAPAR menginisiasi kegiatan ini,” ujar Iqbal di hadapan peserta, Jumat, 26 Februari 2021.
Menurutnya, bangsa Indonesia yang multikultur berdiri di atas pondasi keberagaman. Pondasi ini diejawantahkan dalam satu napas Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika sejak lama dipraktikkan dalam lakon hidup seluruh bangsa Indonesia dari sabang hingga merauke, yang tujuan akhirnya agar merajut kesatuan dan persatuan negara Indonesia.
Namun, episode kerukunan dan persatuan bangsa tak semulus harapan bersama. Hoaks, ujaran kebencian, persekusi terhadap individu/kelompok yang berbeda, nyaris tak henti-hentinya menyeruak di media sosial.
Oleh karena itu, menurut Iqbal, posisi jurnalisme keberagaman menjadi penting. Jurnalisme keberagaman diharap mampu menghadirkan pemahaman bagi masyarakat, bagaimana memilah, memilih, menyaring, dan menyebarkan informasi di jagad internet.
Selain itu, lewat jurnalisme keberagaman, kesadaran akan hidup beragam di negara Indonesia semakin bertumbuh. “Hal ini tentunya semakin memupuk nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.”
Berdasarkan hal itu, Iqbal menilai perlu untuk menciptakan agen-agen perdamaian yang memiliki keterampilan dalam dunia jurnalisme keberagaman, agar mampu merawat dan menjaga kualitas kerukunan, apalagi di tengah arus informasi tanpa jeda di media sosial.
“Semoga melalui kegiatan ini, konten kampanye perdamaian, keberagaman, kerukunan, bisa mengimbangi konten-konten negatif yang berkembang,” harap Direktur LAPAR ini. Diharapkan pula, akan ada sumbangsih gagasan baru, bagaimana mewujudkan kerukunan di masa kini dan masa depan. (Sriyanto)