Pedahuluan :
Indonesia telah memasuki era revolusi Industri 4.0 dengan pengimplementasiannya yang masih dalam kategori menyesuaikan sehingga belum terimplementasi secara sempurna.
Minimnya wawasan literasi digital masyarakat dalam penggunaan teknologi dan internet secara sehat dan positif. Ini dikarenakan kurangnya kesiapan masyarakat dalam memasuki era revolusi Industri 4.0, Namun konsep tentang Society 5.0 sudah mulai berkembang yang terlebih dahulu diperkenalkan oleh jepang kepada dunia.
Society 5.0 merupakan sebuah konsep di mana pengembangan Internet dan teknologi diorientasikan untuk kehidupan manusia yang lebih baik, berbeda dengan konsep di Revolusi industri 4.0 di mana teknologi yang dikembangkan berorientasi pada produktifitas proses bisnis (Setiawan dan lenawati, 2020:3).
Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu sehingga semua hal menjadi mudah dengan dilengkapi artificial intelegent. Indonesia sebagai negara berkembang berhak untuk berperan secara aktif dalam mempersiapkan trend Society 5.0 kedepannya.
Memasuki Era 5.0 diperlukan perisapan yang matang, persiapan yang paling utama ialah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berukualitas. Langkah awal yang dapat dilakukan dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah memperkuat kualitas pendidikan dan kompetensi terutama untuk mahasiswa.
Dengan demikian, Perguruan Tinggi (PT) yang berperan besar menyiapkan lulusan yang kompeten dan mampu memasuki lapangan kerja yang dibutuhkan dunia saat ini. Dalam meningkatkan kualitas SDM, mahasiswa dituntut untuk meningkatkan soft skill dan hard skill yang membutuhkan waktu dan tenaga mahasiswa lebih besar untuk mencapainya.
Realitanya, banyak mahasiswa dalam menuntut ilmu dengan giat tetapi menghiraukan kondisi kesehatannya. Pola hidup mahasiswa kebanyakan tergolong tidak sehat, seperti istirahat yang kurang, makan tidak teratur, selalu mengkonsumsi junk food, kurang minum air putih, jarang berolahraga, dan berbagai kebiasaan buruk lain.
Hal ini dapat memicu timbulnya penyakit seperti maag, dehidrasi, fatigue (kelelahan) dan berbagai penyakit lainnya sehingga efektivitas belajar mahasiswa akan terganggu.
Mahasiswa perlu di tunjang kesehatannya agar dapat menuntut ilmu dengan baik, kampus yang menjadi tempat kesehariannya harus mempunyai layanan kesehatan yang memadai. Umumnya, layanan kesehatan yang tersedia di kampus berupa Unit Kesehatan Kampus (UKK). Namun, dalam kondisi pandemi saat ini UKK sudah jarang di beroperasi karena perkuliahan yang dilakukan saat ini secara daring.
Oleh karena itu, penulis menawarkan sebuah inovasi Layanan Temedkam (Telemedicine Kampus) Sebagai Penunjang Kesehatan Mahasiswa.
Isi :
Telemedicine berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti pengobatan jarak jauh atau umumnya dikenal saat ini dengan media konsultasi kesehatan secara online. Menurut Bradford (dalam Oktaviani 2015:359) Telemedicine terdiri dari kegiatan kegiatan konseling, diagnostik, dukungan.
Dengan demikian program ini dapat didefenisikan sebagai sebuah layanan kesehatan yang berbentuk media konsultasi kesehatan secara online baik itu berupa website ataupun aplikasi yang dapat diakses oleh mahasiswa terdaftar pada suatu perguruan tinggi.
Program layanan kesehatan ini bertujuan memiliki potensi meningkatkan derajat
kesehatan manusia yang berfokus pada kesehatan mahasiswa.
Inovasi ini memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga diharapkan bisa menjadi inovasi kesehatan yang mencapai salah satu tujuan Sustainable Development Goals (IGDs) yakni memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia di Era 5.0.
layanan ini menyediakan berbagai kegunaan, di antaranya:
- Mahasiswa dapat berkonsultasi terkait masalah kesehatannya
- Mendapat resep obat
- Mendapatkan panduan perawatan mandiri
- Memberikan panduan pola hidup sehat dan tips-tips kesehatan.
- Menyediakan toko obat online.
- Mendapat bantuan kegawatdaruratan berupa tenaga medis dan transportasi jika perlu
ke rumah sakit.
Telemedicine ini bukan hanya memperbaiki kesehatan fisiologis mahasiswa tetapi juga di harapkan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kesehatan psikologisnya agar terciptanya mental health yang sehat.
Dengan demikian, berdasarkan tujuan dan kegunaannya, layanan ini tidak hanya membutuhkan dokter untuk mendiagnosis masalah mahasiswa tetapi juga membutuhkan perawat, psikiater, ahli gizi, dan juga farmasi.
Program Temedkam tidak hanya menyembuhkan mahasiswa tetapi juga dapat mencegah penurunan kesehatan mahasiswa yang tentunya akan berdampak pada perkuliahan.
Penutup
Mahasiswa sebegai generasi penerus bangsa harus mempersiapkan diri baik berupa intelektual, wawasan dan fisik untuk memasuki era 5.0 yang hamper seluruh aspek kehidupan akan berdampingan dengan teknologi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan dukungan dari semua pihak agar program Layanan Temedkam (Telemedicine Kampus) Sebagai Penunjang Kesehatan Mahasiswa dapat diterapkan oleh pihak kampus sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan mahasiswa dan sebagai bentuk andil kampus dalam mengikuti perkembangan teknologi.
Daftar Pustaka
Setiawan, D., & Lenawati, M. (2020). Peran dan strategi perguruan tinggi dalam menghadapi
era Society 5.0. Journal of Computer, Information System, & Technology Management, 3(1), 1-7
Fatmawati, S. S. T., & Keb, M. (2021). Peran telemedicine bagi tenaga kesehatan di era new normal. Insan Cendekia Mandiri.
Oktaviani, E. (2019). Penerapan Home Telemedicine Untuk Perawatan Paliatif Pada Anak
(Pediatric Palliative Care). Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS), 2(2), 191-120.