Rumah adat Sulawesi Selatan dikenal dengan nama Rumah Tongkonan (dari etnis Toraja) dan Rumah Balla Lompoa (dari etnis Makassar). Kedua rumah adat ini mencerminkan budaya, adat istiadat, serta nilai-nilai filosofis masyarakat Sulawesi Selatan.Berikut artikel ini akan membahas mengenai ciri khas Rumah Tongkonan Rumah Adat Sulawesi Selatan.
1. Rumah Tongkonan (Toraja)
- Ciri Khas:
- Atap berbentuk melengkung menyerupai perahu atau tanduk kerbau, melambangkan hubungan manusia dengan alam dan leluhur.
- Dibangun dari kayu dengan ukiran khas Toraja berwarna merah, hitam, dan putih, yang melambangkan kehidupan, kesucian, dan kematian.
- Berfungsi sebagai pusat kehidupan adat, tempat musyawarah, dan upacara adat.
- Filosofi:
- Tongkonan berasal dari kata “tongkon” (duduk bersama), mencerminkan nilai kebersamaan dan musyawarah.
- Posisi rumah menghadap utara, melambangkan penghormatan kepada leluhur.
2. Rumah Balla Lompoa (Makassar)
- Ciri Khas:
- Rumah panggung berbahan kayu dengan arsitektur sederhana namun megah.
- Memiliki atap tinggi dan tangga yang melambangkan status sosial pemilik rumah.
- Terdiri dari beberapa ruangan, seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang khusus untuk upacara adat.
- Filosofi:
- Balla Lompoa berarti “rumah besar,” melambangkan kebesaran dan kemegahan kerajaan.
- Menjadi simbol kekuasaan dan pusat pemerintahan kerajaan Makassar di masa lalu.
Kesamaan Kedua Rumah Adat
- Dibangun sebagai rumah panggung, untuk melindungi dari ancaman banjir dan binatang liar.
- Memiliki nilai spiritual yang tinggi, mencerminkan penghormatan kepada leluhur dan harmoni dengan alam.
- Berfungsi tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai pusat kegiatan adat dan budaya.
Rumah adat Sulawesi Selatan menjadi warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah, spiritual, dan seni arsitektur tradisional.Itulah sedikit pembahasan mengenai ciri khas Rumah Tongkonan Rumah Adat Sulawesi Selatan