Cita-cita Dhea

Sore itu, Dhea menikmati waktu terbenamnya matahari. Di atas ayunan kayu, gadis cantik dengan usianya yang masih 12 tahun itu terus tersenyum bahagia. Meskipun dengan kondisi matanya yang tidak bisa melihat akibat kecelakaan saat Dhea masih berusia 7 tahun.

Dhea adalah anak yang punya semangat belajar tinggi, terlihat saat di mana pun Dhea berada, iya tidak pernah berhenti bertanya pada kak Putri tentang pelajaran sebelumnya. Ya, kak Putri adalah guru sekaligus pengasuh Dhea setelah kecelakaan waktu itu.

Kedua orang tua Dhea terpaksa menyekolahkan Dhea di rumah, pikirnya anak dengan kondisi buta tidak ada harapan lagi dimasa depannya. Teman-teman Dhea pun tidak ada yang mau mengajaknya bermain, malah hanya mengejek kondisi Dhea saat ini.

- Iklan -

Namun tidak dengan Dhea, kondisi saat ini bukanlah penghalang gadis cantik dengan hobi berpuisi itu untuk menggapai cita-citanya.

Dengan bimbingan kak Putri, Dhea sudah membuat banyak karya puisi indah, bahkan salah satu karyanya pernah mendapat juara 1 lomba karya puisi tingkat provinsi.

Dengan keadaan saat ini, kedua orang tua dan kakak Dhea tidak pernah melibatkan Dhea dalam aktivitas apa pun. Bahkan saat libur sekolah tiba, kedua orang tua dan kakak Dhea menghabiskan waktu liburan di luar kota tanpa mengajak Dhea. Pikirnya, dengan mengajak Dhea hanya akan merepotkan saja.

- Iklan -

Dibalik jendela kamar, dengan air mata mengalir di pipi Dhea sembari berbicara dalam hatinya “apakah kedua orang tua dan kakak Dhea sudah tidak menganggapnya sebagai keluarga lagi? ataukah benar, Dhea hanya menjadi beban buat keluarga kecil Dhea.

Dengan air mata yang masih membasahi pipi Dhea, tiba-tiba dari belakang Dhea datang seseorang lalu memeluk dan berkata pada Dhea “Dhea gak boleh nangis, Dhea kan anak yang kuat dan pintar,” ya, dia adalah kak Putri.

Bagi Dhea, kak Putri adalah kakak sekaligus ibu baginya. Kak Putri yang selalu mengerti perasaan Dhea, dia yang selalu menjadi penyemangat saat Dhea merasa sedih, bahkan bagi Dhea kak putri lebih dari sosok ibunya sendiri.

- Iklan -

Suatu hari, Dhea bercerita pada ibu dan ayahnya “Ibu, Ayah, Dhea sudah membuat banyak karya puisi meskipun dengan bantuan kak putri.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU