Cita-cita Dhea

“Apa maksud dari semua itu kak Putri?” Tanya Dhea sembari memegang tangan kak Putri.

“Baru saja pak Wito menelpon, katanya karya Dhea lulus dan layak untuk diterbitkan dan mulai minggu depan akan mulai dicetak menjadi sebuah buku,” jawab kak Putri dengan rasa bangga pada Dhea.

Seketika Dhea menangis sambil memeluk kak Putri. Dalam hati Dhea berkata, “Mimpi Dhea ternyata bukanlah mata yang mampu melihat terbatas, tetapi hati dengan semangat yang tiada batas, Dhea berharap ini adalah cara membuktikan pada kedua orang tua Dhea, teman-teman Dhea bahwa keterbatasan fisik, bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita.”

- Iklan -

Dengan semua pencapaiannya, orangtua Dhea memeluknya dengan rasa bersalah karena meremehkan Dhea, ibu dan ayah Dhea saat ini bangga dengan pencapaian anaknya itu.

“Ibu dan ayah berjanji akan mendukung Dhea sepenuhnya, ibu dan ayah minta maaf karena meremehkan Dhea selama ini,” kata ibu Dhea sambil menangis.

Dengan semangat dan belajar sungguh-sungguh, akhirnya Dhea dengan keterbatasan yang dimilikinya mampu meraih cita-citanya.

- Iklan -

Penulis: Syahril

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU