Claire and The Great Enchanter

Claire Chant, seorang anak dari pembantu di rumah bangsawan terkaya, tak pernah terlintas dipikirannya bahwa tempat yang ia tinggali sekarang sungguh membedakan kedudukan seseorang. Sampai ia sendiri menyaksikan, salah satu bangsawan―yang bagi Claire sangat sombong―telah membunuh orang tuanya tepat di hadapannya.

Pagi itu saat kabut membungkus langit, mimpi buruk―tentang kejadian sang bangsawan membunuh orang tua Claire―datang kembali. Lantas ia terburu-buru bangun dari tempat tidurnya, meminum segelas air putih.

Sambil tergesah-gesah, keringat berkucuran, nafas berderu ia menyiapkan barang yang perlu dibawa pergi, termasuk beberapa shiling hasilnya menabung―dan menemukannya di jalan. Ia mengikat rambutnya, menyelempangkan tasnya dan mengenakan jubah berkerudung. Merangkul Celeng, kucing kesayangannya yang sedang asyik tidur di karpet lusuh.

“Aku akan meninggalkan rumah ini, atau mimpi buruk itu akan terus menghantuiku.” Gumam Claire.

Ia berlari meninggalkan rumah di mana ia dibesakan, tanpa menoleh sedikit pun. Baginya kenangan adalah untuk disimpan dalam ruang kosong hati seseorang meskipun akan terlupakan, tapi tidak untuk diingat.

Claire berjalan cepat―hampir berlari―sambil menunduk menarik kerudung untuk menutupi kepalanya, berjalan meninggalkan rumah itu. Ia bersumpah dalam hatinya tidak akan kembali ke rumahnya walau untuk berteduh apalagi mengenang semuanya.

Celeng hanya diam dalam pelukan Claire, mereka seperti sahabat sejati, mengerti satu sama lain walau tak pernah bisa memahami bahasa masing-masing. Celeng tahu Claire hanya butuh ketenangan untuk merelakan semuanya, tapi merelakan bukanlah sesuatu yang mudah.

Tanpa disadari Claire terlalu jauh meninggalkan rumahnya, ia masuk wilayah perbatasan yang tidak diperbolehkan untuk dimasukin siapa pun. Akan tetapi, langkah Claire yang membawanya hingga ia terhenti di sebuah istana yang sudah sangat tak terawat dan kotor sekali, seperti angker.

Tiba-tiba suara langkah kaki samar-samar terdengar. Sorot lampu terlihat mengarah ke kanan dan kiri, seperti mencari sesuatu. Mungkin itu adalah pengawal yang sedang berpatroli di wilayah terlarang. Karena Claire takut ketahuan oleh pengawal tersebut, mau tak mau Claire memutuskan untuk bersembunyi sementara di istana itu sampai para pengawal pergi.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU