Contoh Khutbah Jumat Singkat: Memaknai Bulan Rajab

Berikut teks Khutbah Jumat edisi bulan Rajab, 4 Februari 2022 tentang kekeliruan dan anjuran sebagian umat islam di bulan Rajab.

Bismillaahirrahmaanirraahiim..

Assalamu’alaikum warahmatulaahi wabarakatuh,

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb Tuhan semesta alam. Dengan-Nya kita meminta pertolongan dalam segala urusan dunia dan akhirat.

Salawat dan salam tercurah untuk seorang utusan yang paling mulia, keluarganya, dan semua sahabatnya …. Amma ba’du ….

Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah hari ini di awal bulan Rajab kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati Allah SWT.

Bertepatan dengan awal bulan Rajab 1443 Hijriah yang jatuh Kamis kemarin, 3 Januari 2022, maka tema yang diangkat kali ini adalah tentang bagaimana kita sebagai umat muslim memaknai bulan Rajab dan apa saja keutamaan dari bulan ini.

- Iklan -

Khutbah Jumat Singkat & Terbaru 2022

Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat Rahimakumullah,

Dalam satu surah Allah SWT berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ‌ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِيۡهِنَّ اَنۡفُسَكُمۡ‌ ؕ وَقَاتِلُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوۡنَكُمۡ كَآفَّةً‌  ؕ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الۡمُتَّقِيۡنَ

Inna ‘iddatash shuhuuri ‘indal laahis naa ‘ashara shahran fii Kitaabil laahi yawma khalaqas samaawaati wal arda minhaaa arba’atun hurum; zaalikad diinul qaiyim; falaa tazlimuu fiihinna anfusakum; wa qootilul mushrikiina kaaaf fattan kamaa yuqooti luunakum kaaffata; wa’lamuu annallaaha ma’al muttaqiin.

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. (QS. At-Taubah: 36)

Dalam ayat ini Allah menyatakan, bahwa sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah dalam satu tahun ialah dua belas bulan dengan mengikuti perputaran bulan.

Baca Juga:  Rasulullah, Nabi Terakhir

Di antara bulan-bulan yang dua belas itu ada empat bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab.

Keempat bulan itu harus dihormati dan pada waktu itu tidak boleh melakukan peperangan.

Kalau ada yang melanggar ketentuan ini, maka pelanggaran itu bukanlah karena ketetapan itu sudah berubah, tetapi semata-mata karena menuruti kemauan hawa nafsu sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum musyrikin.

Biasanya orang-orang Arab amat patuh kepada ketetapan ini sehingga apabila seseorang terbunuh, baik saudara atau bapaknya bertemu dengan pembunuhnya pada salah satu bulan haram ini, maka dia tidak berani menuntut balas, karena menghormati bulan haram itu.

Padahal orang Arab sangat terkenal semangatnya untuk menuntut bela dan membalas dendam.

Itulah ketetapan yang harus dipenuhi, karena pelanggaran terhadap ketentuan ini sama saja dengan menganiaya diri sendiri, sebab Allah telah memuliakan dan menjadikannya bulan-bulan yang harus dihormati.

Abu Nu’aim dan Ibnussunni meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap kali memasuki bulan Rajab, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah umur kami pada bulan Ramadan.”

Salah satu keutamaan bulan Rajab adalah terdapat satu malam di mana doa-doa diijabah dan pada waktu itu seperti ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm yang memiliki makna:

“Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Karena bulan Rajab termasuk bulan yang istimewa, maka kita sebagai umat muslim jangan sampai melewatkan kesempatan ini dengan melakukan banyak ibadah.

Di antara banyak keistimewaan yang ada, tiga di antaranya yang bisa kita lakukan:

1. Memperbanyak Puasa

Amalan puasa yang dianjurkan pada Rajab adalah puasa-puasa sunah yang sudah lazim dikerjakan seperti bulan-bulan lainnya. Sebagai misal, puasa Senin dan Kamis, puasa Ayyamul Bidh (Hari-hari Putih), serta puasa Daud.

Untuk puasa Ayyamul Bidh pada Rajab ini jatuh pada 15, 16, dan 17 Februari 2022. Puasa Ayyamul Bidh lazimnya dikerjakan pada 13, 14, 15 setiap bulannya sesuai penanggalan hijriah.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Rabu, 18 Desember 2024: Ujian Kesetiaan

Bedanya puasa pada Rajab dibandingkan bulan-bulan biasanya adalah pahalanya yang dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Hal ini disampaikan Abdullah bin Abbas RA: “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak,” (Lataif Al-Ma’arif, 2009: 207).

2. Memperbanyak Sedekah

Selain memperbanyak puasa, pada Rajab juga seorang muslim dianjurkan untuk menyedekahkan hartanya bagi orang-orang yang membutuhkan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa bersedekah pada Rajab, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari api neraka, sejauh jarak tempuh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua.”

3. Memperbanyak Doa, Zikir, dan Istigfar

Pada Rajab, kita sebagai umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak doa, zikir, dan istigfar.

Karena Bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini tidak akan sia-sia. Sungguh beruntung seseorang yang memperbaiki amalan, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan kemungkaran.

Beramal di bulan ini bagaikan mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat merupakan hal yang utama.

Untuk zikir dan istighfar, tidak ada ketentuan dan bacaan khusus. Jika umat muslim mengerjakannya, maka pahala dan ampunan Allah SWT lebih besar daripada bulan-bulan biasanya.

Selain tiga keistimewaan tersebut, bulan Rajab merupakan bulan yang baik untuk bercocok tanam, Sya’ban bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan panen hasil bertanam.

Setiap orang akan menuai apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai perbuatannya. Siapa pun yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari pembalasan.

Hadirin jamaah Jumat, demikianlah khotbah Jumat kali ini.

Semoga di Bulan Rajab ini, kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak ladang amal ibadah, mendapatkan pahala amal ibadah yang berlipat dan selalu mendapatkan rida dari Allah SWT. Aamiin allahumma aamiin.

Sumber: Tirto.id

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU