Contoh Soal dan Kunci Jawaban ANBK SMA 2022, Literasi Membaca dan Literasi Matematika, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) akan dilaksanakan pada 29 Agustus-1 September 2022 di jenjang SMA, MA, SMK, MAK, SMALB, dan Paket C.
Soal ANBK SMA 2022 pada instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) terbagi atas soal Literasi Membaca dan Literasi Matematika (Numerasi). Jelang pelaksanaannya, yuk, coba berlatih dengan contoh soal ANBK SMA 2022 dan jawabannya seperti dikutip dari laman simulasi ANBK berikut.
Dilansir dari lama Detik.com, berikut ini penjelasan secara lengkap dari Contoh Soal dan Kunci Jawaban ANBK SMA 2022, Literasi Membaca dan Literasi Matematika :
Contoh Soal ANBK SMA 2022 Literasi Membaca
Pahamilah teks berikut.
Zoom Out
Tak disangsikan, jika di-zoom out (perkecil), kampung kami adalah kampung terkaya di Indonesia. Inilah kampung tambang yang menghasilkan timah dengan harga segenggam lebih mahal puluhan kali lipat dibanding segantang padi.
Triliunan rupiah aset tertanam di sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaran mesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras seperti kawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib Der Rattenfanger von Hameln. Namun, jika di-zoom in (perbesar), kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggi gedong.
Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok gedong tersaji pemandangan kontras seperti langit dan bumi. Berlebihan jika disebut daerah kumuh, tapi tak keliru jika diumpamakan kota yang dilanda gerhana berkepanjangan sejak era pencerahan revolusi industri.
Di luar tembok feodal tadi berdirilah rumah-rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampong. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanya kerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumah panggung yang rendah dalam berbagai ukuran. Rumah-rumah asli Melayu ini sudah ditinggalkan zaman keemasannya. Pemiliknya tak ingin merobohkannya karena tak ingin berpisah dengan kenangan masa jaya, atau karena tak punya uang.
Jalan raya di kampung ini panas menggelegak dan ingar-bingar oleh suara logam yang saling beradu ketika truk-truk reyot terlihat lalu-lalang membawa berbagai peralatan teknik eksplorasi timah. Kawasan kampung ini dapat disebut sebagai urban atau perkotaan. Umumnya 7 macam profesi tumpang-tindih di sini: kuli PN Timah sebagai mayoritas (termasuk pekerjaan ayahku), penjaga toko, pegawai negeri, pengangguran, pegawai kantor desa, pedagang, dan pensiunan. Sepanjang waktu mereka hilir mudik dengan sepeda. Para penduduk, kambing, ayam, dan seluruh bangunan itu tampak berdebu, tak teratur, tak berseni, dan kusam.
Keseharian orang pinggiran ini amat monoton. Pagi yang sunyi senyap mendadak sontak berantakan ketika kantor pusat PN Timah membunyikan sirine pukul 6.50. Sirine itu memekakkan telinga dalam radius puluhan kilometer seperti peringatan serangan Jepang dalam pengeboman Pearl Harbour.
Demi mendengar sirine itu, dari rumah-rumah panggung, jalan-jalan kecil, sudut-sudut kampung, rumah-rumah dinas permanen berdinding papan, dan gang-gang sempit bermunculanlah para kuli PN bertopi kuning membanjiri jalan raya. Mereka akan terburu-buru mengayuh sepeda dalam rombongan besar atau berjalan kaki karena 10 menit lagi jam kerja dimulai. Jumlah mereka ribuan.
Kekuatan ekonomi pulau kami dipimpin oleh orang staf PN Timah dan para cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasi timah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yang sangat tipis. Kelas menengah tak ada, atau mungkin juga ada, yaitu para camat, para kepala dinas, pejabat-pejabat publik yang korupsi kecil-kecilan, dan aparat penegak hukum yang mendapat uang dari menggertak cukong-cukong itu.
Sisanya berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak, dan perbedaannya amat mencolok dibanding kelas di atasnya. Mereka adalah para pegawai kantor desa, karyawan rendahan PN, pencari madu dan nira, para pemain organ tunggal, orang yang hidup di pesisir, para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepala sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah kampung, kecuali guru dan kepala sekolah PN.
Glosarium:
Segantang: satuan ukuran isi atau takaran, sama dengan 3,125 kg, biasanya untuk menakar atau menyukat beras, kacang-kacangan, dan sebagainya.
Cukong: orang yang mempunyai uang banyak yang menyediakan dana atau modal yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain.
Konsesi: izin untuk membuka tambang, menebang hutan, dan sebagainya.
(Hirata, Andrea. 2017. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang Pustaka)
1. “Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok gedong tersaji pemandangan kontras seperti langit dan bumi.”
Bagaimana keadaan di luar tembok gedong berdasarkan kutipan teks tersebut?
Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar!
A. Adanya toko miskin di pasar tradisional.
B. Adanya rumah panggung yang rendah dengan berbagai ukuran.
C. Adanya perkampungan tambang timah yang kaya.
D. Adanya daerah yang bisa dikatakan kumuh.
E. Adanya tembok-tembok tinggi gedung dan aset triliunan.
2. “Keseharian orang pinggiran ini amat monoton. Pagi yang sunyi senyap mendadak sontak berantakan ketika kantor pusat PN Timah membunyikan sirine pukul 6.50.”
Apa yang terjadi berdasarkan kutipan teks tersebut?
A. Jalan raya menjadi padat dan ramai oleh para kuli PN yang mulai berangkat bekerja.
B. Jalan raya penuh sesak oleh para kuli PN, para camat, para kepala dinas yang akan bekerja.
C. Gang dan jalan penuh dengan orang-orang yang akan bekerja dengan berbagai profesi.
D. Suasana menjadi ramai oleh para cukong swasta yang mulai mengerjakan eksploitasi timah di gedong.
E. Suasana menjadi kalang kabut dengan orang-orang yang berdesakan akan berangkat bekerja.
3. “Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok gedong tersaji pemandangan kontras seperti langit dan bumi.”
Berdasarkan kutipan teks tersebut, tentukanlah kesesuaian setiap pernyataan dengan “Dalam Tembok Gedung” atau “Luar Tembok Gedung” di bawah ini! Berilah tanda pada setiap kolom yang sesuai!
A. Memiliki aset tertanam, di sana menghasilkan devisa yang banyak dan terus menerus. [Dalam tembok/Luar tembok gedung]
B. Lingkungan masyarakat yang kumuh sebagai gambaran kemampuan ekonomi mereka. [Dalam tembok/Luar tembok gedung]
C. Dihuni oleh mereka yang menempati strata tertinggi dan berkuasa di PN. [Dalam tembok/Luar tembok gedung]
D. Berdiri rumah dengan bentuk lama dan dengan berbagai ukuran. [Dalam tembok/Luar tembok gedung]
E. Dihuni oleh mereka para kuli PN, pedagang, pengangguran dan profesi lainnya. [Dalam tembok/Luar tembok gedung]
4. Zoom Out bercerita tentang perbedaan yang mencolok baik secara sosial maupun ekonomi orang-orang yang ada di dalam gedong (petinggi PN) dengan masyarakat sekitar. Hal itu diperjelas dengan ilustrasi gambar yang disesuaikan dengan isi cerita.
Manakah pernyataan yang tepat untuk kesesuaian ilustrasi tersebut dengan isi cerita?
A. Menggambarkan orang bekerja di balik gedung dengan suasana yang remang, namun ada yang tidak sesuai dengan pakaian yang dikenakan.
B. Menggambarkan perbedaan dengan remang-remang samar dan baju yang mereka kenakan melambangkan ekonomi mereka yang berduit dan kaya raya.
C. Menggambarkan gedung-gedung tinggi yang di baliknya ada orang-orang yang bekerja berpakaian rapi dengan peralatan lengkap dan kasual.
D. Menggambarkan langit yang cerah sebagai gambaran bahwa kesejahteraan hidup mereka sangat baik dan sejahtera dari aspek perekonomian dan kemandirian.
E. Menggambarkan orang-orang yang bekerja berpakaian rapi dengan peralatan lengkap dan suasana remang-remang.
5. Pada teks tersebut ada pernyataan, “Kota yang dilanda gerhana berkepanjangan sejak era pencerahan revolusi industri” untuk menggambarkan suatu keadaan yang ada di kampung pada kutipan teks.
Bagaimana pendapatmu terhadap pernyataan tersebut sesuai dengan kutipan teks?
Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar!
A. Tidak setuju karena peristiwa gerhana tidak bisa disamakan dengan keadaan kampung yang kumuh pada kutipan teks.
B. Setuju karena gerhana menggambarkan kehidupan masyarakat sekitar PN yang sudah banyak yang makmur.
C. Setuju karena menggambarkan keadaan yang kontras, industri yang semakin maju tetapi kehidupan masyarakatnya tidak berubah.
D. Setuju karena gerhana menggambarkan keadaan yang redup, sedikit cahaya yang menjelaskan keadaan kumuh kampung pada kutipan teks.
E. Tidak setuju karena di kampung pada kutipan teks tidak pernah ada gerhana yang berlangsung lama seperti itu.
6. “Triliunan rupiah aset tertanam di sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaran mesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras seperti kawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib.”
Apa alasan penulis menggunakan frasa ‘kawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib’?
A. Agar cerita menjadi menarik dan imajinatif sehingga pembaca mudah masuk ke dalam cerita.
B. Agar pembaca bertambah wawasan tentang diksi dan gaya bahasa dalam bercerita sastra.
C. Agar hasil menulis dapat mudah diterima oleh pembaca sehingga menjadi buku best seller.
D. Agar pembaca dapat menyaksikan keadaan yang sebenarnya terjadi pada masyarakat di lingkungan itu.
E. Agar penulis bersama pembaca dapat menemukan solusi dari masalah yang ada.
7. “Namun, jika di-zoom in (perbesar), kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggi gedong.”
Mana sajakah pernyataan berikut ini yang menggambarkan keprihatinan penulis berdasarkan kutipan teks tersebut?
Berilah tanda centang (√) pada setiap kalimat pernyataan yang benar.
A. Wilayah yang kaya sumber daya alam masyarakatnya masih mengalami kemiskinan.
B. Banyaknya warga kampung yang bekerja di PN dan profesi lainnya.
C. Adanya kesenjangan sosial yang sangat kentara dalam suatu wilayah.
D. Bentuk pekerjaan dari masyarakat yang bervariasi menimbulkan kasta sosial.
E. Masyarakat di sekitar PN diuntungkan dengan adanya kesempatan bekerja.
Pahamilah teks berikut.
Bagaimana Pilihan Makanan Kita dapat Mempengaruhi Lingkungan?
Dalam sebuah survei yang dilakukan World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan pada tahun 2018 terhadap 11 ribu responden dari 10 negara, terungkap 91 persen warga tak mengetahui bahwa cara konsumsi, produksi, hingga limbah makanan menjadi ancaman terbesar bagi bumi.
Sepuluh negara tersebut, termasuk Indonesia, dipilih karena diduga bermasalah dengan ketahanan pangan terbesar karena kerusakan alam. Selain itu, WWF menuturkan sebanyak 17 persen anak muda berusia 18-24 tahun tidak menganggap pangan (dalam konteks produksi hingga membuang makanan) sebagai ancaman yang merusak planet.
Survei tersebut menyatakan pangan menjadi sumber daya alam relatif paling besar serta menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang besar pula. Produksi pangan menggunakan 34 persen lahan dan 69 persen air tawar. Oleh karena itu, perubahan pola makan berpotensi memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesehatan. Namun, ada ketidakpastian tentang besarnya dampak ini dan perubahan pola makan yang diperlukan untuk mencapainya.
Sebuah penelitian lain mencoba meninjau secara sistematis bukti tentang perubahan emisi GRK, penggunaan lahan, dan penggunaan air, dari mengubah asupan makanan yang biasa dikonsumsi saat ini menjadi makanan yang dianggap ramah lingkungan. Penelitian ini mengidentifikasi 14 pola makan yang telah diusulkan oleh para ilmuwan lebih ramah lingkungan, seperti vegan (tidak mengonsumsi semua produk hewani secara total), vegetarian (masih mengonsumsi produk hewani seperti telur dan susu), pescatarian (vegetarian yang tetap mengonsumsi ikan dan makanan laut), dan mengganti daging merah dengan daging lain dan ayam serta makanan lainnya seperti yang nampak pada tabel.
Berikut adalah empat belas jenis pola makan yang diteliti.
– Vegan
– Vegetarian
– Daging ruminansia diganti dengan daging hewan monogastrik
– Daging ruminansia digantikan oleh monogastrik + tanpa susu
– Daging sebagian digantikan oleh makanan nabati
– Daging sebagian digantikan oleh produk susu
– Daging sebagian digantikan oleh makanan campuran
– Daging + susu sebagian digantikan oleh makanan nabati
– Asupan energi seimbang dengan keanekaragaman dan variasi makanan yang dikonsumsi
– Pedoman kesehatan atau porsi sesuai piramida makanan
– Pedoman kesehatan + optimasi lebih lanjut
– Diet mediterania (mengurangi konsumsi daging merah, gula, dan lemak jenuh, tetapi banyak menyantap olahan laut dan menekankan penggunaan minyak zaitun)
– Diet nordik baru (kombinasi ikan lemak tinggi seperti herring, mackerel, salmon, dan ikan lemak rendah seperti kod, haddock, dan halibut yang ditambah dengan sayuran dan whole grains
– Pescatarian
Daftar di atas menunjukkan jenis pola makan yang memberikan efek yang positif terhadap emisi GRK, penggunaan lahan, dan penggunaan air. Bagaimanapun, pilihan gaya hidup manusia akan sangat memengaruhi lingkungan.
8. Menurut teks, terdapat 91 persen warga tidak mengetahui bahwa ada ancaman besar yang sedang mengintai bumi. Berasal dari manakah ancaman tersebut?
Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar!
A. Cara memperlakukan makanan.
B. Cara konsumsi makanan.
C. Pendistribusian makanan.
D. Proses produksi makanan.
E. Pembuangan limbah makanan.
9. Para peneliti telah mencoba mengubah asupan makanan yang biasa dikonsumsi saat ini menjadi makanan yang ramah lingkungan. Mana sajakah pernyataan yang merupakan kesimpulan dari pengubahan asupan makanan tersebut?
Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar!
A. Kebiasaan mengonsumsi segala macam makanan berubah menjadi hanya mengonsumsi sayur-sayuran.
B. Melakukan diet ketat berubah menjadi hanya makan di jam tertentu namun memakan segala makanan yang tersedia di meja.
C. Kebiasaan serampangan mengonsumsi makanan berubah menjadi makan sesuai pedoman kesehatan.
D. Memperbanyak makan olahan laut dan menggunakan minyak zaitun daripada makan daging merah.
E. Kebiasaan makan segala macam sayur berubah menjadi makan berbagai jenis daging merah.
10. Di dalam teks dijelaskan tentang berbagai permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari makanan. Apa saja efek permasalahan lingkungan yang akan terjadi?
Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan yang benar!
A. Konsumsi makanan berlebihan ternyata dapat mengakibatkan kerusakan pada konstruksi tanah.
B. Proses produksi makanan ternyata tidak memberi manfaat bagi kesehatan dan lingkungan.
C. Berbagai makanan dan pengolahannya ternyata menyumbang emisi gas rumah kaca yang relatif besar.
D. Mengonsumsi makanan secara serampangan dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan alam.
E. Dalam produksi pangan setidaknya berpotensi mencemari 34 persen lahan dan 69 persen air tawar.
Jawaban Contoh Soal ANBK SMA 2022 Literasi Membaca
(A) Adanya toko miskin di pasar tradisional. (B) Adanya rumah panggung yang rendah dengan berbagai ukuran. (D) Adanya daerah yang bisa dikatakan kumuh.
(A) Jalan raya menjadi padat dan ramai oleh para kuli PN yang mulai berangkat bekerja.
A (Dalam Tembok Gedung), B (Luar Tembok Gedung), C (Dalam Tembok Gedung), D (Luar Tembok Gedung), E (Luar Tembok Gedung)
(A) Menggambarkan orang bekerja di balik gedung dengan suasana yang remang, namun ada yang tidak sesuai dengan pakaian yang dikenakan.
(C) Setuju karena menggambarkan keadaan yang kontras, industri yang semakin maju tetapi kehidupan masyarakatnya tidak berubah. (D) Setuju karena gerhana menggambarkan keadaan yang redup, sedikit cahaya yang menjelaskan keadaan kumuh kampung pada kutipan teks.
(A) Agar cerita menjadi menarik dan imajinatif sehingga pembaca mudah masuk ke dalam cerita.
(A) Wilayah yang kaya sumber daya alam masyarakatnya masih mengalami kemiskinan. (C) Adanya kesenjangan sosial yang sangat kentara dalam suatu wilayah. (D) Bentuk pekerjaan dari masyarakat yang bervariasi menimbulkan kasta sosial.
(B) Cara konsumsi makanan. (D) Proses produksi makanan. (E) Pembuangan limbah makanan.
(A) Kebiasaan mengonsumsi segala macam makanan berubah menjadi hanya mengonsumsi sayur-sayuran. (C) Kebiasaan serampangan mengonsumsi makanan berubah menjadi makan sesuai pedoman kesehatan. (D) Memperbanyak makan olahan laut dan menggunakan minyak zaitun daripada makan daging merah.
(C) Berbagai makanan dan pengolahannya ternyata menyumbang emisi gas rumah kaca yang relatif besar. (D) Mengonsumsi makanan secara serampangan dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan alam. (E) Dalam produksi pangan setidaknya berpotensi mencemari 34 persen lahan dan 69 persen air tawar.