Jika di antara kita menyimpan dendam, maka hendaklah ia dapat memulihkannya. Serahkan segalanya kepada Allah. Meski tidak menutup kemungkinan, dilanjutkannya urusan keadilan di mata hukum-hukum manusia. Meskipun kita telah disakiti orang, namun kita harus dapat memaafkannya. Namun tetapi tidak mesti hal ini menutup proses hukum untuk mengantisipasi terulangnya kesalahan yang sama secara sengaja.
Dan bila kita telah saling memaafkan, maka terasa kekuatan umat yang utuh. Jika kita telah memaafkan saudara kita, maka hadir rasa iba padanya, dan apabila ada yang menyakitinya, tentu kita akan membelanya. Demikianlah perintah Allah SWT kepada umat Islam. Persaudaraan di antara sesama mereka bagaikan sebuah tubuh yang apabila salah satu anggota tubuh ada yang disakiti, maka yang lain juga akan merasa sakit.
Selanjutnya, Allah SWT dan Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada kita untuk menutupi aib saudaranya, agak kelak aib kita pun akan ditutupi oleh Allah pada hari kiamat. Kita melindungi saudara kita yang lebih lemah sehingga Allah akan melindungi kita kelak di akhirat. Bahkan Allah menjanjikan perlindungan kepada seseorang yang berada di dalam perlindungan saudara muslimnya. Artinya perlindungan kita yang kuat kepada saudara-saudara yang lemah adalah laksana perlindungan Allah kepada hamba-Nya.
Ini sebagaimana sabda Nabi Rasulullah SAW: “Siapa pun yang yang menutupi aib saudara muslimnya, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah melindungi mereka yang sedang melindungi saudara muslimnya.”
Semoga Allah senantiasa mempertemukan kita di akhirat kelak dalam suasana persaudaraan yang membahagiakan dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung mendapatkan nikmat surga-Nya. Amin.