Curahan Hati Siswa di Tengah Pandemi Antara Rindu dan Takut Sekolah Lagi

Penulis : Mustofa

Pendidikan di indonesia 2 tahun belakangan mengalami perubahan drastis yang awalnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka kini dengan terpaksa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh akibat adanya virus covid – 19.

Virus ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, salah satu nya adalah negara indonesia dan sampai sekarang masing hangat untuk diperbincangkan.

Sejak munculnya virus ini, maka timbul berbagai permasalahan. Karena virus ini tidak hanya menyerang manusia, akan tetapi juga memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian dunia serta berakibat dalam kegiatan sosial di belahan dunia.

Salah satunya adalah dunia pendidikan yang ada diindonesia, dimana sistem pembelajaran berubah total yang awalnya luring atau tatap muka dialihkan dengan daring atau online.

Pada awal virus ini, pemerintah menerapkan kebijakan sosial yaitu jaga jarak atau pembatasan sosial yang dilakukan selama 2 minggu. karena diharapkan dengan adanya pembatasan sosial ini akan menghentikan menyebaran covid – 19 ini.

Namun, faktanya kebijakan tersebut tidak dapat mengurangi ataupun menghentikan menyebaran covid – 19 hingga akhirnya mau tidak mau pemerintah mengambil kebijakan meliburkan berbagai tingkat jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA hingga perguruan tinggi yang belum tau batas waktu yang ditentukan.

Kemudian menanggapi hal itu, pemerintah akhirnya membuat kebijakan baru dengan cara menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring di rumahnya masing – masing melalui berbagai platfrom mulai dari aplikasi zoom Meeting, google meet, e- learning, dan media pembelajaran sejenisnya yang memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Akan tetapi dengan adanya sistem pembelajaran yang seperti itu, maka akan banyak menghabiskan kuota internet dan akan muncul berbagai kendala atau permasalahan yang timbul diantaranya yaitu : adanya kendala jaringan internet yang jelek, tidak semua peserta didik bisa menggunakan smartphone atau sejenisnya serta masih ada yang belum mempunyai smartphone untuk digunakan pembelajaran secara daring.

Dalam kegiatan pembelaran jarak jauh ini, peserta didik diharuskan kreatif dan inovatif dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru yang mengajar. Seperti halnya membuat video pembelajaran yang menarik agar tidak monoton sehingga bisa di upload di Youtube.

- Iklan -

Maka dari situ, Kerinduan para peserta didik, mulai muncul untuk bisa kembali ke bangku sekolah seperti dulu. Belajar, bercanda dan berkumpul dalam satu ruangan kelas dan kantin, sudah 2 tahun lamanya tidak dilakukan. Hingga kini itu semua hanyalah kenangan dan angan – angan belaka.

Curahan hati peserta didik di tengah pandemi covid – 19 ini, dirasakan hampir diseluruh kota yang ada di indonesia. Mereka mengakui sudah sangat rindu untuk kembali ke bangku sekolah agar bisa belajar, bercanda dengan teman – teman sekolah seperti pada masa itu.

Namun, semua itu hanya bisa menjadi sebuah angan – angan dan harapan. Karana mau tak mau dipaksa harus memilih berdiam dan belajar mandiri di rumah selama covid – 19 masih ada disekitar kita agar tidak membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Kerinduan ini dirasakan salah satu siswa kelas 2 MTs di Demak yaitu Bella. Karena ia sudah terlalu lama belajar di rumah muncul rasa bosan.

Bella mau kembali ke bangku sekolah. Akan tetapi ia harus menahan diri untuk menjaga jarak jika nantinya sekolah akan dibuka kembali di masa pandemi saat ini serta juga akan membahayakan keselamatan banyak orang.

Sempat ada nya sebuah wacana pembukaan sekolah dilakukan oleh pemerintah dari menteri pendidikan dan kebudayaan yaitu Nadiem Makarim, sekolahan yang ada didaerah zona hijau. Maka dari situ perasaan senang, ragu dan takut masih membayangi para peserta didik untuk kembali ke bangku sekolah seperti dulu.

Dengan adanya wacana tersebut, banyak sekolahan yang masih berfikir untuk kembali beraktifitas di sekolahan. Hal itu dikarenakan adanya fenomena orang tanpa gejala (OTG). Sehingga untuk melaksanakan aktifitas disekolah masih sangat rentan dan resiko menularkan virus covid – 19 ini. Sekolahan juga banyak yang masih ragu protokol kesehatan bisa diterapkan atau tidak secara maksimal.

Bahkan untuk mengatasi hal tersebut didalam ruang kelas di beri sekat peserta didik satu dengan yang lain nya untuk menjaga jarak serta mengurangi atau memangkas jumlah peserta didik yang ada didalam ruangan kelas dengan membagi di beberapa shif atau kloter.

Para peserta didik bukannya tidak mau kembali ke bangku sekolah. Bahkan banyak masalah saat belajar dirumah diantaranya komunikasi dengan guru mata pelajaran serta kurang efektif dan responsif guru maupun peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang ada. Sehingga hal tersebut menimbulkan peserta didik yang jengkel dan emosi dengan hal tersebut dan ingin kembali ke sekolahan seperti dulu.

Namun jika aktifitas sekolohan dipaksa berjalan selama masih adanya pandemi covid – 19 akan membawa bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

Sehingga mau tidak mau kita sebagai peserta didik harus cepat beradaptasi dengan keadaan yang sedang terjadi sekarang. Tak hanya peserta didik, guru atau pengajar pun sama harus beradaptasi lagi dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh.
Oleh sebab itu, kita patut mengapresiasi kerja keras guru, dengan adanya perubahan sistem luring ke daring tidak lah mudah, apalagi itu terjadi secara tiba- tiba tanpa adanya persiapan.

Namun, seiringnya berjalannya waktu peserta didik menjadi terbiasa dan menerima kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya kebijakan tersebut adalah langkah yang paling tepat dalam mengurangi penyebaran covid – 19 yang ada di indonesia.

Perasaan rindu dan diiringi rasa takut ingin kembali ke sekolah sering membayangi pikiran para peserta didik dengan melihat kejadian yang ada di media massa atau media elektronik ditengah pandemi covid – 19 ini.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU