Akibat lawan Rusia dan dukung Ukraina, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, resmi melarang import minyak lagi dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin, mengaku tidak ambil pusing dengan keputusan AS tersebut.
Negaranya, katanya, akan mulai menyesuaikan diri dengan situasi buruk saat ini. Dampaknya, harga BBM di AS tembus di harga Rp 57 – 76 ribu perliter.
Bahkan Rusia, katanya lagi, malah membahas AS dan sekutunya dengan melarang eksport berbagai macam produk -produk strategis ke negara – negara yang dianggap tidak bersahabat.
Terlebih, selain minyak, Rusia juga punya kartu AS lainnya, gas alam. Rusia sebelumnya sudah memperingatkan AS dan sekutunya, bahwa harga minyak bisa tembus lebih dari 300 dollar AS per barel.
Imbasnya, untuk pertama kalinya, sejak tahun 2008, harga BBM di Amerika Serikat melonjak $4dollar perliter. Kota California, memiliki harga paling mahal, sekitar $5.29 dollar perliter. Sedangkan yang paling terendah, berada di kota Missouri. Harganya mulai $ 3.60 dollar perliter.
‘’Kami menyadari. Sebelumnya, saya membayar sekitar US$ 98 untuk mengisi mobil ini. Saat ini, naik lebih dari US$ 100. 5 dollar 60 sen. Inilah yang harus dibayar akibat perang. Ini gila. Sulit dimengerti. Tetapi kita harus membayarnya’’, keluh salah seorang warga Amerika.
Rakyat Amerika sangat marah, dengan kebijakan larangan import minyak yang dikeluarkan Pemerintah AS. Karena harga BBM menjadi mahal. Warga harus membayar tinggi. Harga bensin mulai dari 5 dollar, paling rendah bisa 7 dollar (98 ribu). Kini mereka hanya bisa marah dan meratapi kebijakan dari Presiden mereka, Joe Biden.
Pernyataan Zelensky, Bikin Barat Murka
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tampil di sebuah video melontarkan pernyataan yang bikin Blok Barat Murka. ‘’800 roket Rusia yang menghantam negara kita, adalah jawaban atas pertanyaan lama terkait NATO. Tentang, apakah pintu aliansi masih terbuka untuk Ukraina. Jika terbuka, jika semuanya adil, kita tidak perlu meyakinkan aliansi itu untuk 20 hari penerapan larangan zona terbang di Ukraina.
‘’Zona larangan terbang bebas kematian yang dibawa angkatan udara Rusia. Namun, kami belum didengarkan, atau mereka tidak mau mendengakan kami’’, ucap Presiden Zelnesky.
‘’Kami telah telah menjelaskan, bahwa kami tidak akan masuk ke Ukraina. Penilaian kami, adalah kami memahami keputusasaan itu. Tetapi kami juga percaya bahwa, jika kami melakukan itu, kami akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa, yang melibatkan banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan’’, tutur salah seorang pejabat NATO, menanggapi pernyaataan Presiden Zelensky.
Presiden Putin, ‘’Kekuasaan Baarat Seegera Berakhir’’
Presiden Rusia Vladimir Putin marah besar, sehingga melontarkan kata kasar. ‘’Kekuasaan Barat akan segera berakhir’’. Barat, katanya, akan mencoba bertaruh pada penghianat untuk membagi masyarakat kita. Memprovokasi konfrontasi sipilhingga menghancurkan Rusia.
Menurut Putin, Barat berusaha melakukan adu domba kapada wargaya, sehingga terpecah, ada yang pro Rusia, dan ada pro Barat.
Rakyat Rusia sendiri, antusias menyambut presidennya. Sekitar 85 % rakyat Rusia, mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Alasan Ngotot Demiliterisasi dan Netralitas Mutlak
Presiden Rusia Vladimir Putin, membeberkan alasan pamungkas, mengapa tuntuntan Rusia untuk demiliterisasi, denazifikasi dan netralitas multak Ukraina, untuk tidak bergabung. Dan itu tidak bisa ditawar tawar sama sekali.