Dengan Jargon Humaniversity, Unhas Siap Lahirkan Ide Strategis Hadapi New Normal

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu dalam sambutannya pada acara pembukaan Simposium Nasional: Kesahatan, Ketahanan Pangan dan Kemiskinan yang merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-64 mengatakan, Unhas sangat berperan penting dengan tema humaniversity sebagai salah satu jargon untuk menunjukan kalau Unhas akan mengedepankan segala aktivitas tri dharma perguruan tinggi untuk aksi-aksi kemanusiaan.

“Ketika pemerintah membecirakan upaya-upaya kebijakan yang dihasilkan, maka pihak Unhas dan universitas lain yang ada di seluruh Indonesia, bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang stategis, agar proses-proses adaptasi di suasana new normal bisa dilakukan dalam keadaan kondusif dan harmonis serta terhindar dari konflik-konflik yang bisa mengganggu ketahanan bangsa,” ungkap guru besar sosiologi itu.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, pandemi covid-19 telah memberikan dampak buruk terhadap pencapaian program-program pementasan kemiskinan dan diketahui pula bahwa faktor utama yang terganggu dari pandemi ini adalah kesehatan.

Baca Juga:  Himpunan Mahasiswa Institut Andi Sapada Kenalkan Maggot sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Organik di Desa Bojo

“Namun kita pahami bahwa kesehatan merupakan situasi yang kondisional yang sangat ditentukan oleh faktor ekonomi  terutama faktor ekonomi keluarga. Jadi bagaimana asupan gizi dan nutrisi, bagaimana lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja yang sehat dan yang ideal, kita asumsikan sangat jauh dari situasi kemiskinan yang melanda warga kita,” ungkapnya.

Informasi yang diperoleh, lanjutnya, angka kemiskinan semakin bertambah baik secara global maupun di negara Indonesia, bahkan ada kelompok-kelompok miskin baru dengan situasi pertumbuhan perekonomian di bawah tiga persen.

“Situasi ini akan menimbulkan kerentanan kepurukkan kesehatan dari penduduk Indonesia,” ucapnya.

Oleh karena itu, ketahanan pangan juga diambil menjadi salah satu tema simposium.

“Ketahanan pangan juga merupakan suasana yang kondisional yang tergantung dari aspek makro dan mikro yang harus diwujudkan dalam kebijakan maupun dalam upaya-upaya lain agar memberi akses yang baik kepada warga negara untuk memperoleh bahan pangan dengan mudah, murah dan berkualitas,” jelasnya.

Baca Juga:  Profesi Farmasi: Pilar Kesehatan Modern

Pada kesempatan yang sama, Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam mewakili panitia pelaksana dalam sambutannya mengharapkan simposium ini, bisa menjadi wadah untuk berbagi informasi tentang kebijakan pemerintah pusat maupun daerah dalam menjamin ketersediaan pangan terutama pada kelompok rentan dalam adaptasi kebiasaan baru.

- Iklan -

“Diharapkan kita mampu merumuskan masukan, gagasan dan pemikiran untuk memutus mata rantai penularan covid-19 dan dapat memperkuat ketahanan pangan dalam proses adaptasi kebiasaan baru,” ungkap Dekan.

Simposium Nasional yang berlangsung melalui aplikasi zoom dan ditayangkan langsung di channel YouTube FKM Unhas pada Senin (1/9) itu, dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

“Dies natalis selayaknya dimaknai dengan upaya untuk melakukan refleksi terhadap apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai serta apa yang ingin dicapai oleh Unhas,” kata Ma’ruf Amin. (FP)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU