FAJARPENDIDIKAN.co.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan kembali melaksanakan kegiatan Bedah Buku. Kali ini buku yang dibedah berjudul Separuh Jiwaku Untuk Unhas karya Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin.
Bachtiar Adnan Kusuma, editor yang sekaligus menginisiasi dilaksanakannya kegiatan bedah buku ini, menjelaskan bahwa sesungguhnya buku ini adalah sebuah buku Autobiografi yang mengurai kisah karya tulisan almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin yang disusun semasa hidupnya.
“Setelah saya membaca buku ini, ada beberapa poin yang membuat saya terkesan dan ini menjadi motivasi dan dorongan bagi kami khususnya bagi generasi muda,” kata Hasan Sijaya, SH. MH, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam sambutannya sesaat sebelum membuka acara bedah buku ini, Kamis (17/09/202) di Hotel Mercure Pettarani Makassar.
Salah satu tulisannya yaitu “ilmu itu seolah punya candu bila telah merasakan lezatnya menuntut ilmu pasti akan ketagihan, ingin lagi dan ingin lagi, apalagi keluasan samudera ilmu seolah tak bertepi, semakin punya ilmu justru semakin merasa bodoh. Banyak hal yang perlu dipelajari”.
“Ini mempunyai makna yang cukup mendalam bagi kita, khususnya bagi generasi muda,” imbuhnya, sembari menambahkan, ada lagi tulisannya di halaman 22 “Kunci sukses di rantau adalah pintar-pintarlah membawa diri, memposisikan diri sesuai masa dan derajatnya, dan bila masih junior jadilah junior yang baik”.
“Ini juga mempunyai makna yang cukup mendalam, khususnya bagi unsur pimpinan yang ada di OPD dan hal ini banyak dilakukan oleh para pemimpin kami yang terdahulu sehingga dia bisa jadi orang,” paparnya.
Salah seorang putra almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin yang kini menjabat sebagai Direktur Perusda Sulsel yang telah berubah nama menjadi Perseroda Sulsel, Dr. H. Taufiq Fachrudin, M.M, ketika tampil mewakili keluarga memberikan sambutan atas dilaksanakannya bedah buku ini, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memfasilitasi dilaksanakannya bedah buku Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin yang menurut Taufiq almarhum ayahandanya selalu tidak pernah mau disebut sebagai profesor.
Selain Taufiq Fachruddin bersama istri, juga hadir dalam acara bedah buku ini anak dari almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin lainnya Iqbal Fachrudin dan Vien Sartika Dewi Fachrudin bersama suaminya Sulprian yang juga tampil menyampaikan testimoni tentang sosok Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin di acara bedah buku ini, serta hadir pula beberapa cucu almarhum.
Dari pemaparan dan testimoni yang disampaikan oleh dosen Unhas yang pernah diajar dan dibimbing langsung oleh almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin yaitu Prof. Dr. Sylvia dan Dr. Ir. Melina M.P maupun menatu almarhum H. Sulprian, S.H., M.H, terungkap bahwa almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin adalah sosok orang tua yang hidupnya sangat bersahaja, penuh dengan kesederhanaan, agamais, disiplin, dermawan dan apa adanya.
Bedah buku yang dipandu moderator Duta Baca Sulawesi Selatan, Rezky Amalia Syafiin, S.H menghadirkan pembahas Rektor Unhas, Prof. Dr. Hj. Dwia Ariestina Pulubuhu, M.A, Cucu pertama almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin, Dr. Putri Fatimah Nurdin, S.E, M.Sc. dan editor buku ini yang juga adalah Ketua Forum Perpustakaan Lorong dan Desa Sulsel serta Sekjen Penulis Profesional Pusat, Bachtiar Adnan Kusuma, S.Sos., M.M.
Bagi Putri Fatimah Nurdin, cucu pertama yang memilih tinggal dan hidup bersama kakek dan neneknya Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin dan Dra. Hj. Is Fachrudin sejak masuk SMP, sosok Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin adalah teman belajar yang paling asyik, beliau tidak menggurui tatapi dapat memberi penjelasan secara detail tentang sesuatu hal yang diajarkannya.
Rektor Unhas Prof. Dwia Ariestina Pulubuhu menggambarkan sosok almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin sebagai sosok yang langkah yang patut diteladani. Beliau sukses dalam membina karier, mulai dari akademisi, birokrat, politisi semua sukses dijalaninya, beliau sukses dalam membina keluarga dan masyarakat.
Bahkan menurut Prof Dwia, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di Unhas yang membuat Unhas semakin besar yang tidak lepas dari ide, pemikiran dan peran dari almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin.
“Beliau sosok yang sangat langkah, dibelakang layar dan tidak mau tampil, dan ini luar biasa. Saya kira buah-buahnya bisa kita lihat, ini bukan pujian tapi lihatlah karya nyata anak-anak beliau yang berguna bagi bangsa dan negara, cucu-cucu beliau yang sudah kelihatan jejak-jejaknya,” papar Prof Dwia.
Rektor Unhas ini juga mengungkapkan, “Ada filosofi hidup beliau yang patut di share kepada anak muda sekarang, ‘bekerja tidak semata mengejar materi’ itu filosofis yang sederhana tapi dalam sekali maknanya dan itu ditunjukkan beliau dengan karya nyata. Memang materi tidak dikejar, tapi materi itu datang mengejar kepada orang yang ikhlas bekerja,” imbuhnya, sembari menambahkan “Ada satu hal yang kami para akademisi bisa menjadikan beliau itu sosok yang tidak lekang dimakan waktu, yaitu pernyataan beliau dunia pendidikan itu dunia pengabdian.”
Sementara itu Bachtiar Adnan Kusuma yang juga memiliki banyak kenangan bersama almarhum Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin dan almarhumah Dra. Hj. Is Fachrudin guru yang telah dianggapnya sebagai orang tuanya, juga menyampaikan banyak kisah dan keteladanan dari Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin, salah satu diantaranya Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin adalah peletak dasar hadirnya Taman baca Masyarakat di Kota Makassar.
Sejumlah peserta bedah buku yang diberi kesempatan untuk bertanya oleh moderator, diantaranya Nasrun Hamzah ASN di Badan Diklat Sulsel dan Dahlan Abubakar yang lama berkecimpun sebagai Kepala Humas Unhas, ternyata tidak bertanya tetapi juga menyampaikan testimoni terhadap sosok kehidupan Prof. Dr. Ir. H. Fachrudin yang patut dijadikan sebagai panutan.
Kegiatan bedah buku ini menurut Drs. Muh. Syahrir Razak, M.AP selaku penyelenggara kegiatan diikuti 120 orang peserta dari berbagai profesi di Sulsel, tujuannya memberi apresiasi terhadap penerbitan buku berbasis muatan lokal serta memotivasi dan membangkitkan gairah penulis/pengarang lokal daerah Sulsel untuk terus berkarya. * (naz)