SELAYAR – Dosen Universitas Fajar (UNIFA) bekerja sama dengan Tim Indonesian Visual Art Archive melakukan riset cerita rakyat di Selayar yang di akhiri dengan nonton film tentang cerita rakyat dan diskusi di Aula Kelurahan Putabangun, Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu, (22/02).
Penelusuran tim riset dilakukan selama 2 pekan di Selayar dan di akhiri dengan pemutaran film tentang cerita rakyar Selayar sebagai usaha untuk melanjutkan percakapan dan menjaring masukan dan saran dari warga masyarakat Selayar, terkait cerita rakyat yang hidup di sekitar Kabupaten Kepulauan Selayar.
Acara ini adalah buah dari kerjasama antara tim peneliti Repertoar Tana Doang, Ermawati dan rekan-rekan dari Museum Nekara Tana Doang, Noor Febriyanto dan keluarga, Komunitas Rumah Baca Saku, Kelurahan Putabangun, Indonesian Visual Art Archive dan Universitas Fajar
“Berawal dari rasa takjub dan penasaran kami ketika kita membaca tentang Selayar, pulau yang disebut sebagai Tana Doang, kami mulai melakukan penelusuran pustaka. Dalam istilah tana doang terdapat nuansa makna tanah berkah, tanah penuh harapan,”kata Ermawati.
Di kurun niaga, pulau ini juga disebut sebagai lokasi transit, yang disinggahi para saudagar dari berbagai tempat untuk berdoa, menaruh harapan besar pada perjalanan panjang dalam mengarungi samudra.
“Selain karena kekayaan interaksi dan perjumpaan, keragaman ini juga ditopang oleh situasi lanskap alam, yang terdiri dari dataran, perbukitan karst dan bentang pantai serta wilayah lautan yang luas, yang memungkinkan Selayar menjadi rumah bagi beragam pengetahuan dan kisah yang berisi ingatan kolektif serta kebijaksanaan dalam menjaga keseimbangan alam,”lanjut Ermawati.
Oleh sebab itu, Ermawati menegaskan bahwa Bentang alam inilah yang menjadi sandarannya dalam membuat batasan penelitian atau penelusuran. Mengingat bahwa Selayar terdiri dari kompleksitas kebudayaan yang tidak ada habisnya untuk digali, maka batasan dari penelusuran kali ini ditentukan oleh situasi bentang alam.
Atas dasar nilai-nilai di atas itulah, penelusuran, pendokumentasian dan penyusunan ulang kisah-kisah atau cerita rakyat dari Selayar kami lakukan. Pekerjaan ini tentu bukan usaha pertama. Berbagai usaha dan upaya yang telah dilakukan para aktivis kebudayaan, warga masyarakat dan sanggar-sanggar dokumentasi atau hasil publikasinya masih bisa kita baca dan temukan hingga hari ini.
“Harapannya, melalui kerja dokumentasi (pengumpulan) dan penyusunan (melalui website) ini, kisah-kisah dan cerita rakyat masyarakat Selayar, bisa terus dihidupi dan dilanjutkan oleh generasi kini dan nanti. Agar kelak, kekuatan ingatan kolektif ini bisa memancing kreativitas-kreativitas yang dilakukan lintas generasi dalam meremajakan kebudayaan, memperkaya pengetahuan dan memperkuat jangkar ingatan yang menjadi benang merah dari keberagaman masyarakat Selayar,”harapnya.
Kegiatan ini adalah satu dari rangkaian kegiatan berjudul Repertoar Tana Doang. Sebagian dari kegiatan ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui platform Danaindonesiana.
Terselenggaranya kegiatan ini adalah buah kerjasama dari para pegiat budaya dan masyarakat Selayar. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam pada:
Adapun pegiat budaya yaitu Ibu Ermawati (Museum Nekara Tana Doang), Noor Febriyanto dan keluarga, Kepala Desa Bontolempangan, Said Anwar Kadir, H. Abd. Halim S.Pd, Rahmat Zainal, Ramlan Bahar, Andi Sri Yuliani, Andi Bissupatinah, S.Sos.