Setelah itu, pemilik nama kecil Tjio Tjai Kian disebut-sebut sebagai salah seorang pakar bedah saraf. Namanya tak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di kalangan medis internasional.
Beberapa perguruan tinggi terkenal di dunia, seperti Universitas Harvard, Amerika Serikat; Universitas Toronto, Kanada;serta Universitas Melbourne, Australia mengundangnya untuk memberi kuliah kepada para mahasiswa kedokteran di sana tentang bedah saraf. Disebut-sebutnya Eka sebagai Visiting Professor di sana.
Eka pun dinilai sebagai dokter yang luar biasa oleh Presiden Federasi Bedah Saraf Dunia, Edward R. Laws, karena keahliannya membedah batang otak. Selama ini, operasi ini dianggap berisiko sangat besar, karena mengancam nyawa. Eka berhasil melakukannya.
Pasiennya masih hidup sehat bernyawa hingga saat ini. Hingga kini ribuan pasien sudah ditanganinya, tak terkira berapa banyak keluarga yang berterima kasih atas jasanya.
Dr. Eka tidak melalui jalan yang mudah untuk sampai di posisinya saat ini. Tertatih-tatih ia mencoba masuk di beberapa perguruan tinggi jurusan kedokteran pada masanya. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya membuatnya harus berjuang untuk menjadi seorang penuntut ilmu. Kegagalan pun pernah dialaminya ketika mengikuti ujian untuk menjadi seorang dokter spesialis.
Namun justru kesulitan dan kegagalan itu yang menempa mentalnya. Ia teguh menegakkan niatnya, berjuang sebagai petualang ilmu, untuk mencapai impiannya. Kesuksesan DR Eka menjadi bukti nyata yang membantah keraguan masyarakat dan keraguan dunia atas kemajuan dunia medis di Indonesia.
______________
*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sumber:
– Buku Siswa SD/MI Kelas VI Tema 4 Globalisasi, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
– Buku Guru SD/MI Kelas VI Tema 4 Globalisasi, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.