dr Zaidul Akbar: Susu Kedelai Jangan Sering Dikonsumsi Laki-laki

Ada beberapa ciri anak yang memiliki kadar testosteron rendah, misalnya skrotumnya tinggi dan tidak berwarna kehitaman atau penisnya sangat kecil.

Susu kedelai adalah salah satu minuman olahan kacang kedelai selain tempe dan tahu. Orang yang alergi susu sapi tidak jarang mengonsumsi susu kedalei demi mendapatkan asupan protein. Namun, susu kedelai jangan sering dikonsumsi laki-laki, berikut penjelasan dr Zaidul Akbar dan dokter spesialis andrologi.

Susu kedelai dikenal sebagai minuman yang mengandung protein yang tinggi. Protein sendiri dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, termasuk organ dan otot.

Bahkan saking tingginya, susu kedelai dapat menjadi alternatif bagi mereka yang memiliki masalah intoleran laktosa.

Bagi ibu hamil contohnya, dilansir dari Nutrition Journal, mengonsumsi susu kedelai selama proses kehamilan membuat kondisi berat janin dalam kandungan lebih baik. Namun tak seperti pada ibu hamil, mengonsumsi minuman yang bisa mencegah anemia ini ternyata punya dampak buruk bagi laki-laki seperti yang dijelaskan dr Zaidul Akbar.

Baca Juga:  6 Makanan Ini Bikin Otak Anak Lebih Cerdas

dr Zaidul Akbar memberi penjelasan mengenai minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh kaum laki-laki yaitu susu kedelai. Susu kedelai mengandung estrogen yang membuat jiwa kepemimpinan laki-laki menjadi berkurang.

“Kenapa? Karena hormone testosteron anda akan didominasi oleh estrogen. Sehingga nanti apa yang terjadi? Yang terjadi adalah laki-lakinya lack of leadership,” ucap dr Zaidul Akbar.

Laki-laki yang sering mengonsumsi susu kedalei akan menunjukkan gejala lebay, mood swing dan cenderung baperan. Itu sebabnya anak laki-laki sebaiknya membatasi konsumsi produk kedelai.

Selain itu, dilansir dari health.grid.id menurut Nugroho Setiawan, dokter spesialis andrologi, testosteron sangat diperlukan oleh anak laki-laki yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Baca Juga:  Kenali 6 Masalah Rambut pada Wanita dan Cara Mengatasinya

“Hormon testosteron penting untuk perkembangan genetalianya. Misalnya untuk pembesaran testis dan penisnya. Kalau anak laki-laki testosteronnya rendah, hampir pasti ia akan mengalami mikropenis dan skrotumnya tinggi sehingga kesuburannya terganggu,” katanya.

Selain konsumsi kedelai yang berlebihan, kegemukan pada anak laki-laki juga berpengaruh pada kadar testosteronnya. “Testosteronnya akan rendah dibanding yang seharusnya, konsekuensinya pertumbuhan genetalianya terhambat,” papar dokter dari RS Fatmawati Jakarta ini.

Ia mengatakan, ada beberapa ciri anak yang memiliki kadar testosteron rendah, misalnya skrotumnya tinggi dan tidak berwarna kehitaman atau penisnya sangat kecil.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU