Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa resiko penyakit jantung akan meningkat setelah seseorang pulih atau penyintas Covid-19. Hal ini didapatkan dari perbandingan data kardiovaskular antara penyintas dan juga non-penyintas Covid.
Mengutip Reuters dalam CNBCIndonesia.com, peneliti di Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat (AS) membandingkan tingkat masalah kardiovaskular baru pada 153.760 orang yang terinfeksi virus corona sebelum vaksin tersedia. Dari pengamatan itu, didapatkan rata-rata 60% penyintas memiliki kasus penyakit jantung.
“Rata-rata satu tahun setelah pemulihan mereka dari fase akut infeksi, para penyintas Covid-19 memiliki risiko 63% lebih tinggi untuk serangan jantung, risiko 69% lebih tinggi untuk masalah irama jantung tidak teratur,” ujar penelitian yang dirilis pada hari Senin (7/2/2022) di jurnal Nature Medicine itu.
“Untuk risiko stroke 52% lebih tinggi, risiko gagal jantung 72% lebih tinggi, dan risiko hampir tiga kali lebih tinggi dari pembekuan darah yang berpotensi fatal di paru-paru dibandingkan dengan dua kelompok lainnya,” ungkapnya dilansir dari CNBCIndonesia.com.
Sementara itu, salah seorang peneliti, Ziyad Al-Aly, mengatakan peningkatan resiko ini terjadi pada seluruh kelompok masyarakat tidak peduli usia atau gaya hidup pasien.
“Peningkatan risiko di antara mantan pasien Covid-19 terbukti pada tua dan muda, kulit hitam dan putih, pria dan wanita, orang dengan dan tanpa diabetes dan dengan dan tanpa penyakit ginjal, serta perokok dan bukan perokok,” papar peneliti asal Universitas Washington itu.
Ziyad menambahkan agar setiap penyintas dan juga pasien Covid-19 untuk tetap memantau kondisinya selama terinfeksi dan juga sembuh. Ini untuk menghindari keparahan akibat munculnya penyakit ini.
“Orang dengan Covid-19 harus memperhatikan kesehatan mereka dan mencari perawatan medis jika mereka mengalami gejala seperti nyeri dada, tekanan dada, jantung berdebar, bengkak di kaki, dan lainnya.”