Kakak redaksi sering dibuat pusing membaca cerpen kiriman teman-teman. Betapa tidak pusing? Banyak cerita yang ditulis tanpa mengindahkan tata bahasa dan ejaan. Lalu, apa yang dimaksud ejaan dan tata bahasa itu? Ayo, kita perhatikan cerita di bawah ini. Ejaan dan Tanda baca.
Dalam tiga tahun atau lebih tepatnya SMP, eh…. MTs maksudnya. Saya diasramakan di sebuah pesantren diwilayah pangkep, yaitu pesantren IMMIM PUTRI MINASATE’NE Yah jaraknya cuma melewati 1 kota dari tempat tinggal saya. Tau ga, saya suka suasanya! Sahutku.
Sepintas Tidak Masalah
Sepintas, penggalan cerita di atas seperti tidak bermasalah. Ceritanya mengalir lancar. Kita langsung dapat menangkap cerita itu. Apalagi, kalau penggalan cerita tersebut dibacakan. Tidak ada yang aneh.
Namun, kalau kita mau mencermatinya, ada beberapa kesalahan yang bisa kita temukan. Coba cermati betul penggalan cerita itu. Berapa kesalahan yang bisa kamu temukan?
Membaca nama-nama tokoh di situ, kita langsung menemukan kesalahan. Menurut ejaan yang benar, penulisan nama daerah harus diawali huruf kapital sama seperti nama orang . Dari mana kita bisa tahu? Tentu saja dengan membuka buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disem- purnakan atau EYD.
Tanda Baca
Lalu, bagaimana dengan tanda baca? Ah, kamu pasti sudah tahu, kalau menuliskan kalimat langsung, harus menggunakan tanda petik (“). Aturan penggunaan tanda baca juga ada dalam buku EYD. Kalau senang menulis, kamu harus sering-sering membuka buku itu.
Mari kita lihat lagi penggalan cerita di atas. Temu- kan kata-kata ini: 1, rame, ga, tau . Sangat sering kita menggunakan keempatnya. Apakah penulisannya sudah benar? Tentu saja belum. Yang benar adalah: satu, ramai, tidak, tahu. Kamu bisa memeriksanya di buku Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kalau kamu nonton TV, pasti biasa mendengar, kata lo dan gue untuk menyebut kamu dan aku. Wa- laupun tidak terdapat pada penggalan cerita di atas. Namun, kata ini sering muncul di cerpen yang teman kirim. Tapi ingat, belum tentu semua orang akrab dengan kata itu. Sebaiknya, ketika menulis cerita untuk pembaca umum, gunakanlah bahasa yang umum juga. Jangan terlalu banyak menggunakan bahasa gaul. Tidak salah, namun belum tentu semua orang senang membacanya.
Bahasa Indonesia itu indah. Jadi, biasakan dirimu untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, ya! Utamanya Ejaan dan Tanda baca.