Elon Musk tampaknya ingin meningkatkan dukungannya untuk Ukraina. Setelah mengirim terminal Starlink, dalam upaya terbarunya, Musk mengajak Vladimir Putin untuk duel.
SpaceX telah mengirim terminal dan peralatan lain untuk sistem internet satelit Starlink ke Ukraina. Pada Senin (14/3/2022), dan CEO SpaceX menawarkan cara sederhana untuk mengakhiri invasi.
“Dengan ini saya menantang Vladimir Putin untuk single combat. Taruhannya adalah Ukraina,” tweet Musk pada hari Senin, mengeja nama Putin dan Ukraina dalam bahasa Rusia.
Dan dalam cuitan lain Musk menambahkan, “Apakah kamu setuju dengan pertarungan ini?” Akun itu tidak merespons, tetapi salah satu kicauan Twitter Musk yang berulang kali muncul.
Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, men-tweet bagian dari “The Tale of the Pope and his Worker Balda” oleh penyair Rusia terkenal Alexander Pushkin ( 1799-1837).
“Kamu, iblis kecil, masih muda/Bersaing denganku lemah/Itu hanya akan membuang-buang waktu/Menyalip saudaraku dulu,” bunyi petikan itu (diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh Google) sebagaimana dikutip dari Space.
“Saya melihat Anda adalah negosiator yang tangguh! Oke, Anda dapat memiliki 10 persen lebih banyak uang bayar per tampilan,” jawab Musk dalam tweet Senin lainnya, yang menampilkan gambar (mungkin diedit) dari Putin yang bertelanjang dada mengendarai beruang dan gambar Musk bermain dengan penyembur api.
Musk tidak asing dengan tweaker dan trolling seperti itu, dan dia telah berdebat dengan Rogozin dengan cara ini sebelumnya.
Misalnya, pada April 2014, ketika Rogozin menjadi wakil perdana menteri Rusia, dia mengatakan Amerika Serikat harus menggunakan trampolin untuk membawa astronot mereka ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Rogozin kesal dengan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat setelah invasi Rusia 2014 dan pencaplokan berikutnya atas Krimea, yang telah menjadi bagian dari Ukraina.
Beberapa dari sanksi tersebut menargetkan industri luar angkasa Rusia dan beberapa individu yang ditargetkan, termasuk Rogozin. Komentarnya merujuk pada fakta AS, pada saat itu, sepenuhnya bergantung pada kendaraan Soyuz Rusia untuk perjalanan awak ke dan dari orbit.