Di Asia Selatan, ada 20 negara yang terancam senasib dengan Srilanka, gagal membayar utang. Negara mana sajakah yang berisiko gagal bayar utang ?
Elsalvador berada di posisi pertama, sebagai Negara bersiko tinggi gagal bayar utang. Karena beban bunganya yang besar dan utang pemerintahnya. Elsavador memiliki pembayaran bunga tahunan sebesar 4,9 % dari PDB. Lebih tinggi dibandimgkan dengan pembayaran bunga AS sebesar 1,6 % dari PDBnya pada tahun 2020.
Utang Elsavador yang belum dibayar sama dengan 82, 6%. Tanggal yang sangat krusial bagi Elsavador, Januari 2023. Di saat itu, obligasi Negara senilai US $800 juta, jatuh tempo. Jika gagal bayar pada saat itu, Negara tersebut, akan mengalami resiko yang signifikan.
Elsalvador dengan Yield Bond 31,8 % dengan spread CDS 5 tahun sebesar 3.376 basis point (bps) atau 33, 76 % dengan bps 0,01 % memiliki beban bunga terhadap terhadap PDB mencapai 4,9 % dan utang pemerintahnya mencapai 82,6 %.
Pada September 2021, Elsalvador Negara pertama di dunia mengadopsi bitcoin, sebagai alat pembayaran yang sah. Bitcoin memang sudah diakui sebagai alat pembayaran yang sah, untuk membayar utang.
Salah satunya lagi Ukraina. Negara Ukraina berada di peringkat 8. Ukraina, dengan Yield bond 60,4% dan spread CDS 5 tahun sebesar 10.856% atau 100,85%, memiliki beban bunga terhadap PDB sebesar 2,9% dan utang pemerintah terhadap PDB mencapai 49%.
CDS adalah jenis derivatif (kontrak keuangan) yang memberikan asuransi kepada pemberi pinjaman jika terjadi default. Penjual CDS mewakili pihak ketiga antara pemberi pinjaman (investor) dan peminjam (dalam hal ini, pemerintah).
Sebagai imbalan untuk menerima pertanggungan, pembeli CDS membayar biaya yang dikenal sebagai spread, yang dinyatakan dalam basis poin (bps). Jika CDS memiliki spread 300 bps (3%), ini berarti bahwa untuk menjamin hutang $100, investor harus membayar $3 per tahun.
Menerapkan ini pada spread CDS 5 tahun Ukraina sebesar 10.856 bps (108,56%), seorang investor perlu membayar 108,56 dolar setiap tahun untuk mengasuransikan utang sebesar $100. Ini menunjukkan bahwa pasar memiliki sedikit kepercayaan pada kemampuan Ukraina untuk menghindari default.
Selain itu, Ukraina juga memiliki risiko gagal bayar yang tinggi akibat konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Sebab, jika Rusia akan mengambil alih kendali negara itu, maka ada kemungkinan kewajiban utang Ukraina yang ada tidak akan pernah bisa dilunasi.
Kekhawatiran itu telah mendorong penjualan obligasi pemerintah Ukraina, mendorong nilainya turun menjadi hampir 30 sen dolar AS. Ini berarti bahwa obligasi dengan nilai nominal US$100 dapat dibeli seharga US$30.
Karena imbal hasil bergerak berlawanan arah dengan harga, imbal hasil rata-rata obligasi ini telah naik hingga sangat tinggi, yakni 60,4%. Sebagai perbandingan, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun saat ini adalah 2,9%. (iNews.co.id/ana)