Pengertian, sifat, dan rumus kimia alkohol atau etanol akan dibahas pada artikel kali ini untuk menjawab rasa ingin tahu. Simak penjelasan berikut supaya memahami lebih dalam tentang unsur-unsur alkohol.
Saat ini alkohol banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari makanan, minuman, farmasi hingga otomotif. Fungsi alkohol ini golongkan berdasarkan kelasnya masing-masing.
Misalnya metanol digunakan sebagai bahan pelarut. Selain itu juga berguna untuk untuk obat-obatan, pupuk hingga plastik. Ada juga etanol sebagai bahan dasar minuman wine, etil glikol sebagai pelarut cat dan bahan pelarut, gliserol sebagai bahan kosmetik dan pelarut untuk obat-obatan.
Simak ulasan pngertian, sifat, dan rumus kimia alkohol. Alkohol atau alkanol adalah istilah kimia umum untuk senyawa organik di mana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon, yang juga terikat pada atom hidrogen atau atom karbon lain.
Alkohol dalam istilah umum disebut juga sebagai grain alcohol atau ethanol. Alkohol banyak digunakan dalam industri dan sains sebagai reagen, bahan bakar dan pelarut. Berdasarkan jenisnya, alkohol terbagi menjadi tiga jenis yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Berikut penjelasannya:
Alkohol Primer: Gugus fungsi (-OH) terikat pada C tersier. Jika teroksidasi alkohol primer akan membentuk senyawa aldehid lalu berubah menjadi karboksida.
Alkohol Sekunder: Gugus fungsi (-OH) terikat pada C sekunder. Alkohol sekunder dapat teroksidasi kemudian membentuk senyawa keton
Alkohol Tersier: Gugus fungsi (-OH) terikat dengan C tersier. Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Sifat-Sifat Alkanol
Sifat fisis alkanol terkait dengan gaya antar molekul zat dalam senyawa. Hal ini terlihat pada grafik titik didih alkanol yang dipengaruhi oleh ikatan hidrogen dan gaya London. Ikatan hidrogen lebih berperan ketika senyawa alkanol merupakan senyawa rantai pendek, namun seiring bertambahnya panjang rantai karbon dalam senyawa alkanol maka gaya London menjadi lebih berperan ketimbang ikatan hidrogen. sifat etanol.
Sedangkan jika kita membandingkan titik didih untuk alkanol primer, sekunder, dan tersier didapatkan fakta bahwa alkanol primer memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkanol sekunder, dan alkanol sekunder memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada alkanol tersier, tentu dengan syarat senyawa tersebut mempunyai jumlah atom C yang sama. Perhatikan data berikut!
Pada alkanol primer, gugus -OH berada lebih terbuka dan dapat dengan mudah membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lainnya. Sebaliknya, pada alkanol sekunder dan tersier, gugus -OH diapit oleh atom-atom H sehingga kekuatan gugus -OH untuk membentuk ikatan hidrogen akan berkurang.
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi, yaitu:
a. Reaksi substitusi
Reaksi dengan natrium
Alkanol kering (tidak mengandung air) dapat bereaksi dengan logam Na dan K tetapi tidak sereaktif air dengan logam Na ataupun K. Atom H dari gugus –OH digantikan dengan logam tersebut sehingga terbentuk Na-alkanolat.
Contoh: 2C2H5–OH + 2Na → 2C2H5–ONa + H2
Jika terdapat air maka alkanolat terurai kembali menjadi alkanol dan natrium hidroksida (NaOH): C2H5–ONa + H2O → C2H5–OH + NaOH
Reaksi dengan hidrogen halida
Alkanol direaksikan dengan hidrogen halida menghasilkan haloalkana dan air.
Contoh: CH3 – CH2 – OH + HCl → CH3 – CH2 – Cl + H2O
Reaksi esterifikasi
Alkanol bereaksi dengan asam alkanoat membentuk alkil alkanoat dengan bantuan asam sulfat pekat. Contoh:
Reaksi asam asetat dengan etanol membentuk etil etanoat
CH3COOH + C2H5OHÂ CH3COOC2H5Â + H2O
b. Reaksi eliminasi dan dehidrasi
Dehidrasi (pelepasan air) merupakan reaksi yang melibatkan terlepasnya H dan OH. Reaksi dehidrasi alkanol dapat membentuk alkena atau eter dan air. Asam sulfat pekat berlebih dicampurkan dalam alkanol kemudian campuran tersebut dipanaskan hingga 180°C, maka gugus hidroksil akan terlepas dan atom hidrogen dari karbon terdekatnya juga terlepas, membentuk H2O.
Contoh:
Jika campuran tersebut dipanaskan hingga 140°C maka terbentuk etil eter.
c. Reaksi oksidasi
Oksidasi alkanol akan menghasilkan senyawa yang berbeda, tergantung jenis alkanolnya. Perhatikan skema hasil oksidasi alkohol berikut.
2. Rumus Kimia Alkohol
Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai pengertian, sifat, dan rumus kimia alkohol. Semoga bermanfaat.