Fakta Diktator Terakhir Romawi Julius Caesar, Hidup dengan Akhir yang Tragis

6. Mantan kekasih Cleopatra

Julius diketahui menikah sebanyak tiga kali. Meski pernikahannya bahagia, hal itu tidak lantas membuat Julius setia. Dia memiliki banyak sekali gundik dan kekasih, termasuk Cleopatra. Pertemuan Julius dan Cleopatra terjadi di Mesir, ketika sang diktator sedang dalam misi pengejaran musuhnya.

Alih-alih menemukan buronan yang kabur, Julius malah bertemu dengan Cleopatra. Keduanya menjalin hubungan hingga akhir hayat Julius, dan memiliki seorang putra bernama Ptolemy Caesar. Selain Cleopatra, Julius juga diketahui memiliki hubungan istimewa dengan seorang perempuan bernama Servilia. Dari hubungan itu, keduanya dikaruniai seorang putra bernama Marcus Brutus.

7. Akhir hidup yang tragis

Menjadi pemimpin yang baik, bukan berarti Julius tidak memiliki musuh. Ironisnya, orang yang membenci Julius bukanlah pasukan negara lain, melainkan orang-orang terdekatnya, termasuk senat Romawi dan Marcus Brutus sang putra. Mereka diam-diam berkumpul dan merencanakan pembunuhannya.

Baca Juga:  Siswa Perhotelan, Ini 4 Materi Penting yang Wajib Kamu Kuasai

Pada tanggal 15 Maret 44 Masehi, Julius tewas setelah ditikam sebanyak 23 kali oleh Marcus dan seorang senat lainnya. Melihat sang putra mengkhianatinya, membuat Julius terkejut. Kalimat, “Tu quoque, Brute, fili mi!” atau yang secara harfiah berarti, “Kamu juga, Brutus?” menjadi kalimat terakhir Julius sebelum meninggal.

8. Nama bulan “Juli” dipilih untuk mengenangnya

Sebelum kematiannya, bulan kelahiran Julius adalah Quintilis. Dalam kalender Romawi Kuno, Quintilis adalah bulan kelima dalam satu tahun. Setelah kalender Julian berlaku, Quintilis menjadi bulan ke tujuh dalam satu tahun.

Baca Juga:  Apa Syarat Menjadi Pahlawan Nasional? Begini Prosedurnya

Setelah mendengar berita kematian Julius Caesar, orang-orang Romawi kemudian mengubah Quintilis menjadi Julius atau July dalam bahasa Inggris untuk mengenangnya.

Bagi kita, kata “Diktator” terkesan begitu negatif. Namun pada masa Romawi Kuno, seorang diktator bukanlah pemimpin kejam yang suka menindas rakyat, melainkan seorang hakim khusus yang memiliki kewenangan penuh dalam menyelesaikan sebuah masalah. Lagipula, dari beberapa fakta seputar Julius Caesar di atas, kita tahu bahwa Julius adalah pemimpin yang baik hingga akhir hidupnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU