Fakta Khilafatul Muslimin, Diduga Miliki Ideologi Gerakan Terorisme

Dipimpin oleh Direktur Ditres Kriminal Umum Kombes Hengky Haryadi, Polda Metro Jaya menangkap Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja di Lampung, Selasa (7/6/2022).

Tidak ada pesan khusus yang diterima Jamaah Khilafatul Muslimin dari pimpinannya Abdul Qodir Baraja. Abdul Qodir Baraja ditangkap selesai shalat Subuh.

“Tak ada pesan khusus, hanya disuruh berdoa kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan ini,” kata salah seorang Jamaah Khilafatul Muslimin, Abu Bakar, di Kantor Pusat Khilafatul Muslimin dikutip dari Suara.com.

Pada penangkapan tersebut, katanya, kepolisian hanya membawa Pemimpin Khilafatull Muslimin dan tidak ada orang lain yang ikut diamankan. Berikut beberapa fakta terkait Khilafatull Muslimin dilansir dari nasional.tempo.co:

1. Disebut memiliki visi dan ideologi dengan HTI

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Polisi Ahmad Nurwakhid mengatakan Khilafatul Muslimin mengampanyekan tegaknya sistem khilafah sebagai solusi umat. Bedanya, HTI merupakan gerakan trans-nasional yang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara.

Baca Juga:  Kick-Off HPN 2025, PWI Pusat Peringati Hari Pahlawan

2. Pendiri dan pimpinan pernah terlibat dengan kelompok radikal

Ahmad Nurwakhid mengatakan, asal-usul Khilafatul Muslimin erat kaitannya dengan dari Negara Islam Indonesia atau NII. Sebab, menurutnya sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini merupakan mantan NII.

Pendiri dan pemimpin Khilafatul Muslimin adalah Abdul Qadir Hasan Baraja mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasyir (ABB) dan lainnya.

Baraja memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme dan dua kali mengalami penahanan. Penahanan pertama, kata Nurwakhid, pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman dan ditahan selama tiga tahun.

Penahanan kedua, dia ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun karena berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.

- Iklan -

ABB sendiri merupakan mantan napi kasus tindak pidana terorisme, yang dinyatakan bebas dari tahanan Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 8 Januari 2021. ABB, divonis dengan hukuman 15 penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011. Dia dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris dan mendukung teroris di Indonesia.

Baca Juga:  Kick-Off HPN 2025, Dirut TMII Kenalkan Wajah Baru TMII

3. Disebut rentan bermetamorfosis dalam gerakan teror

Gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS. Bahkan, pada masa kejayaan ISIS di 2015, Peneliti Terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna menggolongkan Khilafatull Muslimin telah berbaiat kepada ISIS.

4. Berpusat di Lampung dan memiliki amir di beberapa wilayah

Melansir nasional.tempo.co, Amir Wilayah Jamaah Khilafatul Muslimin Bekasi Raya, Abu Salma buka-bukaan mengenai struktur organisasi usai aksi konvoinya viral.

Abu Salma menerangkan, Pimpinan Pusat Khilafatul Muslimin Internasional atau untuk seluruh dunia ada di Lampung yang dipimpin oleh Kholifah atau Amirul Mukminin, Syekh Abdul Qadir Hasan Baraja. Di bawah Kholifah ada Amir Daulah.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU