Matahari atau Surya adalah bintang di pusat tata surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.
Secara kimiawi, sekitar tiga perempat massa matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, dan besi.
Menurut ilmuwan, Matahari hanyalah satu dari lebih 100 miliar bintang di Galaksi Bima Sakti. Ilmuwan memperkirakan Matahari masih muda usianya dibandingkan bintang lain, lahir sekitar 4,6 miliar tahun silam.
Seperti kebanyakan bintang lain, Matahari terbuat terutama dari hidrogen, kemudian helium. Sisanya berasal dari 7 elemen yaitu oksigen, karbon, neon, nitrogen, magnesium, besi dan silikon.
Awal tahun ini, Parker Solar Probe berada dalam jarak terdekat dengan Matahari, 18,6 juta km. Ia diluncurkan Agustus 2018 lalu untuk meneliti Matahari sedekat mungkin.
Berikut adalah beberapa fakta yang harus diperhatikan tentang matahari.
Tungku Api Raksasa yang Spektakuler
Citra luar biasa Matahari ini dikirimkan “Solar Orbiter“ dari jarak 77 juta kilometer ke Bumi. Belum pernah sebelumnya, gambaran letupan kecil di Matahari nampak sangat jelas dengan resolusi tinggi. Wahana luar angkasa itu antara lain akan meneliti erupsi di Matahari.
Reaktor Fusi Nuklir Raksasa
Pada prinsipnya Matahari adalah reaktor fusi nuklir raksasa. Di dalam intinya, tekanan dan suhu luar biasa tinggi, membuat atom Hidrogen melebur menjadi atom Helium dengan melepas energi yang juga luar biasa besarnya. Sebagai ilustrasi: seujung kuku material Matahari membangkitkan energi setara dengan energi dari pembakaran 1000 ton batubara.
Seratus Kali Lebih Besar dari Bumi
Dari Bumi, bintang pusat Tata Surya itu kelihatannya cuma sekecil bola sepak yang bercahaya. Padahal diameter Matahari mencapai 700.000 kilometer. Pada intinya temperatur Matahari mencapai 15 juta derajat Celsius, sementara di permukaannya jauh “lebih dingin“ sekitar 5500°C
Noktah Matahari yang Menyihir
Kadang Matahari dihiasi noktah-noktah berwarna gelap yang bisa bertahan puluhan hari. Sejak zaman purba, manusia telah mengamati noktah ini. Ilmuwan Italia, Galileo Galilei pada 1610 membuat protokol terkait noktah matahari. Kini diketahui, bahwa kawasan gelap tersebut adalah permukaan matahari dengan medan magnet sangat kuat.
Badai Matahari Penuh Ancaman Bahaya
Jika aktivitas matahari sangat kuat, tercipta badai matahari, dimana material bermuatan dilontarkan sangat jauh ke ruang angkasa. Partikel bisa menghantam satelit dan mengakibatkan gangguan navigasi, suplai listrik atau sinyal komunikasi seluler di Bumi.***