Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan topik pembahasan “Pemanfaatan Herbal untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi”.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita yang terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, pada Kamis (10/3).
Kegiatan tersebut menghadirkan Drs Tepy Usia, M.Phil, Phd, Apt., yang menjabat sebagai Inpektur I Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang merupakan alumni Farmasi Universitas Hasanuddin.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Fakultas Farmasi, Prof Dr rer nat Marianti A Manggau, Apt.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan kebanggaan-nya terhadap pencapaian para alumni yang telah menekuni karir di bidang kefarmasian hingga mampu menduduki jabatan pada skala nasional dengan se-gudang pengalaman dan prestasi jenjang internasional.
“Narasumber kita hari ini merupakan alumni yang telah banyak berkontribusi pada pengembangan keilmuan farmasi.
Dengan capaian dan kualifikasi-nya tersebut mampu membawanya menduduki jabatan strategis di BPOM, dan melalui kuliah tamu ini beliau hadir berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuannya,” jelas Prof Marianti.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber. Drs Tepy Usia, M.Phil, Phd, Apt., memberikan penjelasan tentang pemanfaatan obat herbal atau obat tradisional untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh manusia, serta peran BPOM dalam pengujian setiap produk obat dan makanan.
Selama masa pandemi Covid-19 telah banyak menimbulkan gejala baru yang dirasakan saat terinfeksi virus.
Untuk itu sangat diperlukan adanya upaya dalam peningkatan sistem imun atau kekebalan tubuh agar tidak rawan tertular saat beraktivitas di luar rumah.
“Selama masa pandemi, saya sangat menjaga daya tahan tubuh. Tidak hanya dengan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi, tetapi banyak hal yang harus dilakukan seperti berolahraga dan menyempatkan diri untuk berjemur terkena paparan sinar matahari untuk menyerap energi dan vitamin yang cukup,” kata Drs. Tepy.
Lebih lanjut, Tepy menuturkan bahwa selain dengan melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi suplemen atau obat tradisional, seperti pada ramuan herbal kunyit, temulawak, jahe, Sambiloto, jambu biji, atau daun meniran yang juga sangat efektif dalam menjaga imunitas tubuh atau mempertahankan tubuh dari serangan asing, seperti virus, bakteri, parasit dan lain sebagainya.
“Tubuh kita sangat kompleks dengan saling berintegrasi satu sama lain. Ini biasa yang biasa disebut autoimun, yakni ketika sistem imun atau daya tahan tubuh seseorang tidak berfungsi dengan baik, maka tubuh akan mengalami suatu penyakit hingga dapat menyebabkan kematian.
Karena memiliki daya tahan tubuh yang baik adalah satu upaya dalam menghadapi Covid-19,” jelas Tepy.
Tepy menjelaskan bahwa BPOM masuk dalam gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, berperan dalam upaya membangun komunikasi serta memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.
Mengawasi banyak oknum yang menyebarluaskan dan menjual obat yang salah sasaran dan tidak sesuai manfaat karena hanya melihat dari sisi keuntungan.
“Banyak informasi yang kurang tepat beredar di masyarakat, untuk itu Badan POM hadir memberikan informasi yang benar, obyektif, dan tidak menyesatkan,” jelas Tepy.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang diikuti secara interaktif oleh kurang lebih 300 peserta yang hadir. (*)