Menyadari terbatasnya ruang bagi anak muda yang berbeda iman untuk berjumpa dan mendiskusikan gagasannya, Bersama Institute mencoba menginisiasi perjumpaan tersebut.
Bertempat di Gori Café, beberapa mahasiswa dan mahasiswi muslim dari Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin Makassar dan pemuda-pemudi Kristen dari Sekolah Tinggi Teologia (STT) INTIM hadir dan saling bertukar gagasan mereka terkait narasi perjumpaan iman di Indonesia.
Iwan Tumbade, salah seorang mahasiswa Kristen asal Poso yang hadir mengapreasi kegiatan ini. Baginya, ruang perjumpaan semacam ini penting untuk digalakkan.
Senada dengan hal tersebut, Andi Muhammad Farid yang merupakan alumni Studi Agama-agama UIN Alauddin menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, toleransi dapat terbangun jika masyarakat saling memahami.
Pilihan mengundang mahasiswa dari dua kampus ini karena UIN Alauddin dan STT INTIM telah lama mencoba membangun semangat perjumpaan antar iman. Mahasiswa dan Dosen dari STT Intim dan UIN Alauddin Makassar sudah sering saling berkunjung. Baik untuk urusan akademik atau terkait dengan upaya membangun semangat perjumpaan atas iman yang berbeda, terutama untuk Prodi Studi Agama-agama.
Dalam dunia akademik, dosen STT menjadi pengajar di Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin Makassar untuk mata kuliah Perkembangan Teologi Kristen Modern. Mahasiswa SAA UIN pun seringkali berkunjung ke STT Intim. Baik untuk urusan akademik atau urusan lainnya, seperti kegiatan buka puasa bersama yang dilakukan oleh Kampus STT Intim.
Ke depan, Bersama Institute berharap dapat mengajak lebih banyak kampus lagi untuk dapat terlibat dalam upaya perjumpaan antar iman di kalangan anak muda. (*)