Setelah wafatnya Rasulullah SAW, puteri tercinta beliau, Fatimah Radhyallahu anha, dengan penuh kesedihan dan keikhlasan mengungkapkan perasaan hatinya. Fatimah berkata, “Duhai ayahku, kau telah menyahut seruan Tuhanmu. Duhai ayahku, semoga surga Firdaus menjadi tempat terakhirmu. Duhai ayahku, kepada Jibril kami mengucapkan ta’ziyah atas kewafatanmu.”
Sikap Umar
Pada hari tersebut, Umar ibn al-Khattab berdiri di hadapan banyak orang, dengan penuh keyakinan dan semangat yang menggebu. Sebuah riwayat menceritakan bahwa Umar berkata dengan keras:
“Sesungguhnya ada sekelompok orang munafik yang menyebutkan bahwa Rasulullah telah wafat. Tidak! Rasulullah tidak wafat! Dia hanya pergi menemui Tuhannya, seperti Nabi Musa bin Imran yang pergi bertemu dengan Allah, yang menghilang selama empat puluh malam. Lalu dia kembali. Dan pasti, Rasulullah SAW akan kembali. Siapa yang mengatakan bahwa Rasulullah telah wafat, mereka akan saya potong tangan dan kaki mereka.”
Sikap Abu Bakar
Pada saat itu, Abu Bakar ash-Shiddiq segera menaiki kudanya dan bergegas menuju Masjid Nabawi setelah meninggalkan rumahnya di Sanh. Sesampainya di pekarangan masjid, tanpa sepatah kata pun kepada orang banyak, beliau segera menuju ke rumah Aisyah, putrinya, dan masuk ke kamar Rasulullah SAW. Saat itu, Rasulullah SAW sudah terbaring kaku, ditutupi dengan kain.
Abu Bakar mendekat, memeluk dan menciumi wajah Rasulullah SAW sambil menangis. Dalam isaknya, beliau berkata, “Demi diriku yang ada di tangan-Nya, Allah tidak akan mengenakan kepada dirimu dua kematian. Kematian yang sudah ditentukan ini telah kau hadapi dengan penuh keikhlasan.”
Setelah itu, Abu Bakar bersama Umar keluar dan menemui orang banyak. Abu Bakar berkata kepada Umar, “Wahai Umar, silakan duduk.” Namun, Umar enggan duduk dan tetap berdiri. Orang banyak pun mengerumuni Abu Bakar, membiarkan Umar tetap berdiri di tempatnya.
Kemudian, Abu Bakar menghadap orang banyak dan berkata, “Setelah memuji dan bersyukur kepada Allah, aku ingin menyampaikan bahwa siapa saja yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Namun, siapa yang menyembah Allah, maka Allah itu hidup dan tidak akan mati.”
Abu Bakar kemudian membacakan firman Allah dalam Surat Ali Imran (3:144):
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Reaksi Orang Banyak
Ibnu Abbas meriwayatkan, “Demi Allah, pada saat itu, banyak orang yang tidak tahu bahwa ayat ini telah diturunkan, kecuali setelah Abu Bakar membacanya. Setelah itu, orang banyak pun menerima dan menyadari kebenaran ayat tersebut.”
Sementara itu, Ibnu Musayib meriwayatkan, “Umar mengatakan, ‘Demi Allah, setelah aku mendengar apa yang disampaikan oleh Abu Bakar, aku merasa kakiku lemas, dan aku jatuh tersungkur ke tanah. Karena apa yang disampaikan Abu Bakar itu, akhirnya aku sadar bahwa Rasulullah telah meninggal dunia.'”
(Sirah Nabawiyah – Ana)
bersambung