Festival Takabonerate Kenalkan Pesona Bahari dengan Sentuhan Budaya

Kepulauan Selayar, FajarPendidikan.co.id– Puluhan peserta Festival Takabonerate 2018 dan ratusan masyarakat Benteng –ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar memadati Taman Pelangi, Rabu malam, 24 Oktober. Mereka sangat antusias menyaksikan seremoni pembukaan Festival Takabonerate 2018 yang diwarnai berbagai pementasan pagelaran seni budaya dari sejumlah sanggar seni.

Festival Takabonerate 2018 dibuka oleh Bupati Kepulauan Selayar, H Muh Basli Ali dan berlangsung 24-28 Oktober. Kehadiran bupati didampingi Asisten Administrasi Setda Pemprov Sulsel, H Ruslan Abu yang didaulat melakukan penabuhan gendang menandai pembukaan festival.

H Ruslan Abu yang mewakili Gubernur Sulsel salut atas terlaksananya event tahunan ini. “Atas nama pemerintah provinsi Sulawesi Selatan mengucapkan salut dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada bupati dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, atas terlaksananya event Festival Takabonerate 2018 yang sudah 10 kali berturut-turut dilaksanakan tidak terputus,” ujar Ruslan membacakan sambutan Gubernur Sulsel.

Event Festival Takabonerate merupakan event pariwisata kebanggaan kepulauan Selayar dan Sulawesi Selatan, awalnya bernama Takabonerate Island Expedition. Event ini dirancang sebagai ajang promosi untuk memperkenalkan keindahan alam dan keunikan  budaya Kabupaten Kepulauan Selayar, khususnya potensi bawah laut Taman Nasional Takabnerate yang sangat fantastis dan menakjubkan.

“Upaya kita sekarang adalah bagaimana kita membesarkan event Festival Takabonerate ini agar bisa menjadi ajang promosi bagi kabupaten Kepulauan Selayar dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.

“Tentunya keindahan bawah laut Taman Nasional Takabonerate sebagai karang atol terbesar ketiga di dunia dan sudah ditetapkan sebagai cagar biospek dunia oleh UNESCO, perlu kita lindungi dan promosikan. Agar dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi surga bawah laut kabupaten Kepulauan Selayar.”

Baca Juga:  Terkenal di Dunia, Ini 6 Tradisi Suku Toraja yang Unik

Ruslan mengatakan, setiap potensi yang dimiliki harus dapat diberdayakan agar bisa menghasilkan devisa dan pendapatan bagi daerah serta berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Namun, tentu juga harus memperhatikan upaya-upaya pelestarian dan penyelamatan aset berharga tersebut.

“Potensi bawah laut kabupaten Kepulauan Selayar yang selama ini banyak dieksploitasi oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal ini wajar-wajar saja sepanjang tidak merusak keadaan bawah laut,” tutur Ruslan.

Oleh karena itu, katanya, pemerintah dan stakeholder harus senantiasa melakukan edukasi pada masyarakat agar aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, tetap bisa jalan, namun tidak merusak biota laut yang merupakan kebanggaaan masyarakat Sulawesi Selatan bahkan masyarakat dunia.

- Iklan -
Puluhan penari diiringi musik gendang yang dimainkan oleh siswa-siswa dari sejumlah sanggar seni tampil pada seremoni pembukaan Festival Takabonerate 2018 di Taman Pelangi

Kembalikan Kepercayaan

Festival Takabonerate 2018 dilaksanakan untuk mendukung pemerintah pusat dalam mewujudkan program 20 juta wisatawan datang ke Indonesia. Di samping itu, kegiatan ini juga merupakan sebuah sarana promosi bagi Pemerintah kabupaten Kepulauan Selayar untuk memperkenalkan potensi-potensi yang ada di Selayar, khususnya di bidang kebaharian.

“Jadi hampir 80 persen kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan Festival Takabonerate ini adalah festival kegiatan kebaharian. Makanya titik inti pada kegiatan ini berada di zona Taman Nasional Takabonerate,” ujar Bupati Kepulauan Selayar, H Muh Basli Ali.

Kegiatan Festival Takabonerate dulunya sempat menjadi kalender event nasional. Namun harus bersaing dengan beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, karena jatah yang diberikan untuk Sulsel masuk pada kalender nasional, cuma tiga.

Baca Juga:  Mengenal 5 Tradisi Budaya di Solo, Lestari Hingga Sekarang

“Karena kemarin, terus terang kegiatan yang kita laksanakan kurang berhasil, ada berbagai macam kekurangan. Sehingga yang dipilih untuk mewakili Sulawesi Selatan saat itu adalah Festival Phinisi di Bulukumba, F8 di kota Makassar dan Lovely December di Toraja,” ujar bupati.

Momentum Festival Takabonerate 2018 yang dilakukan ini adalah untuk mengembalikan kepercayaan pemerintah pusat, terkait kemampuan pemerintah daerah untuk bisa mewujudkan kembali Festival Takabonerate bisa menjadi ikon di Sulawesi Selatan.

“Apalagi kita sementara terus berjuang agar kabupaten Kepulauan Selayar bisa menjadi sebuah kawasan ekonomi khusus di bidang pariwisata. Saya lihat progresnya tinggal sedikit lagi, mudah-mudahan tahun ini kita berdoa Kepulauan Selayar bisa ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus.”

H Ruslan Abu yang mewakili Gubernur Sulsel berharap, agar event tahunan Festival Takabonerate dapat terus berlanjut. Namun kontennya harus lebih ditingkatkan dan lebih bervariasi lagi, agar semakin meriah dan mampu menarik wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.

“Pemerintah Sulawesi Selatan telah mengusulkan event Festival Takabonerate kepada menteri. Mudah-mudahan yang tiga disebut pak bupati tadi, tambah dengan Festival Takabonerate menjadi empat. Jadi kita usahakan di tahun mendatang, Kementerian Pariwisata memasukkan Festival Takabonerate 2019 menjadi kalender nasional,” ujarnya. (Baca juga di versi cetak FAJAR PENDIDIKAN edisi 302, 1-15 November)

Penulis: SRIYANTO

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU