FGD PERSAKMI, Muslimin Bando Paparkan 16 Keberhasilan Enrekang Atasi Masalah Kesehatan

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulawesi Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Meneropong Status Kesehatan Masyarakat di Sulawesi Selatan tahun 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2021 yang dilakukan secara daring.

Kegiatan FGD ini dimaksudkan adalah untuk melihat masalah kesehatan secara keseluruhan di Sulawesi Selatan, dan juga memprediksi bagaimana kondisi ke depan.

Ada kecenderungan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini, semua energi, sumber daya, anggaran dan kebijakan diarahkan pada penanganan Covid-19.

FGD ini dibagi atas dua sesi. Sesi kedua dipandu oleh Nur Hamdani Nur, SKM, M.Kes. Pada sesi kedua ini, ada tiga pembicara yaitu Ketua Umum PERSAKMI, Prof. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, Bupati Toraja Utara dan Bupati Enrekang.

Bupati Enrekang, Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd. menyampaikan 16 keberhasilan Kabupaten Enrekang di Bidang Kesehatan yaitu 13 Puskesmas telah terakreditasi, 1 Puskesmas kategori terbaik yaitu paripurna (PKM Baraka); semua Puskesmas telah menerapkan sistem informasi kesehatan berbasis online; ada  peraturan Bupati No 29 tahun 2020 (peran desa dalam pencegahan stunting) yang mengakomodir di pasal 5 ( bahwa APBDes melalui dana desa untuk kegiatan pencegahan stunting paling sedikit 10 %;

penurunan prevalensi stunting sebesar 5,2 % dari tahun 2019 ke 2020 (data psg/pementauan status gizi tingkat Kab. Enrekang); pemerintah menganggarkan APBD 28 miliar untuk PBI masyarakat Enrekang  (UHC 95 %). Capaian lainnya misalnya capaian posyandu aktif purnama dan mandiri 68.95% (211 Posyandu); Kabupaten Enrekang sudah 100 %  ODF; Enrekang mendapat penghargaan kabupaten sehat ( swasti saba wiwerda)  sekarang menuju wistara; cakupan vaksinasi covid-19 bagi nakes sudah 85 % (target capaian 70 %);

pelayanan kesehatan di puskesmas dimasa pandemi dilaksanakan  secara online; pembangunan fasyankes mendekatkan pelayanan kesehatan dengan penambahan fasyankes RS Pratama Sudu, pengembangan RS Masserempulu dan RS Puang Sabe, serta sarana pendukung lainya perumahan tenaga kesehatan; Enrekang bebas malaria; Enrekang bebas filariasis/kaki gajah; memiliki desa bebas asap rokok ( desa bone-bone) pertama di Sulsel (memiliki Perda KTR); memiliki Perda ASI ekslusif; dan Umur Harapan Hidup (UHH) Enrekang 70.91  Nomor 4 Se-Sulsel.

“Beberapa inovasi lainnya adalah inovasi TRC (tim reaksi cepat) penanggulangan krisis kesehatan ( stand by 24 jam ) dan menjadi ujung tombak penanganan covid-19, komitmen pemerintah Kab. Enrekang dalam penangan stunting (11 regulasi), gempita (gerakan masyarakat peduli stunting) mendapat pengakuan secara nasional (grand desain penanganan stunting tingkat kabupaten), inovasi berbasis desa terkait stunting (komunitas ibu cerdas cegah stunting,

- Iklan -

pos gizi desa, kurma segar (kunjungan rumah sehatkan keluarga), bolla malagata, memiliki komitment kemitraan lintas sektor terkait penanganan stunting, Puskesmas sudah mengkampanyekan komunikasi antar pribadi pencegahan stunting, dan memiliki kebijakan tentang forum kordinasi germas,” jelas Bupati Enrekang.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU