Gempa bumi kuat mengguncang Filipina utara telah menewaskan empat orang dan melukai 60 lainnya, Rabu 27 Juli 2022.
Dua orang tewas di provinsi Benguet, satu di provinsi Abra dan satu lagi di provinsi lain, kata Menteri Dalam Negeri Benjamin Abalos dalam konferensi pers yang di siarkan televisi.
Gempa berkekuatan 7,1 melanda pulau Luzon, merusak bangunan di provinsi Abra utara dan mengirimkan getaran kuat melalui ibu kota, Manila.
Di antara yang tewas adalah seorang pria berusia 25 tahun yang terbunuh oleh puing-puing yang jatuh, kata Wakil Gubernur Abra Joy Bernos,
ketika gempa melanda sekitar 11 km tenggara kota Dolores pada kedalaman dangkal 10 km, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat.
“Meskipun laporan menyedihkan tentang kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi, kami menjamin (a) tanggapan cepat kepada mereka yang membutuhkan dan terkena dampak bencana ini,” kata Presiden Ferdinand Marcos Jr di Facebook.
Gempa melanda dekat benteng politik keluarga Marcos. Sebuah rumah sakit di provinsi Abra di evakuasi setelah sebagian bangunan runtuh, tetapi tidak ada korban yang di laporkan di sana, kata para pejabat.
“Kami masih mengalami gempa susulan. Kami telah menerima laporan tentang kerusakan rumah. Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa,” kata Walikota Rovelyn Villamor di kota Lagangilang di provinsi Abra kepada stasiun radio DZRH.
“Fokus perhatian ada di Abra dan provinsi-provinsi terdekat. Ini adalah gempa bumi besar,” kata Solidum, seraya menambahkan bahwa tanah longsor telah di laporkan di beberapa bagian Abra, khususnya di kota Manabo.
Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di Cincin Api Pasifik yang aktif secara seismik, sekelompok gunung berapi dan garis patahan yang melingkari tepi Samudra Pasifik. Gempa bumi sering terjadi dan ada rata-rata 20 topan setiap tahun, beberapa memicu tanah longsor yang mematikan.