Film Kupu-kupu Kertas Tayang Lagi di Bioskop 26 September

Film Kupu-kupu Kertas yang dibintangi oleh Chicco Kurniawan dan Amanda Manopo telah tayang di bioskop pada 7 Februari 2024. Namun, beberapa hari setelah penayangannya, film tersebut tiba-tiba ditarik dari peredaran. Informasi ini diumumkan melalui akun Instagram @kupukupukertasfilm. Film tersebut dipastikan akan kembali tayang di layar bioskop pada 26 September 2024.

Akun Instagram film Kupu Kupu Kertas menulis, “Dibintangi oleh Amanda Manopo dan Chicco Kurniawan, film ini akan mengguncang emosi Anda mulai 26 September 2024 di bioskop!” dalam unggahan yang dilihat oleh Liputan6.com pada Sabtu, 8 Agustus 2024.

Akun tersebut juga menambahkan, “Something yang yuuhuu is coming….26 September 2024, jangan lupa. Klo lupa, mimin ingetin lagi. Biar kalian liat seberapa yuuhuu ntar.”

- Iklan -
Baca Juga:  Film Horor Terrifier 3 Bikin Penonton Muntah dan Tidak Kuat

Sutradara Emil Heraldi menyatakan bahwa film Kupu-Kupu Kertas merupakan sebuah drama percintaan yang juga mengangkat cerita sejarah. Cerita ini berfokus pada kisah sepasang kekasih, di mana Amanda Manopo memerankan karakter Ning dan Chicco Kurniawan berperan sebagai Ihsan.

“Film ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kisah tentang peristiwa sejarah penting di masa lalu, namun disajikan dalam bentuk drama agar dapat dinikmati oleh generasi muda saat ini,” ungkap Emil Heraldi pada Senin (5/2/2024).

Dalam cerita film, Ning dan Ihsan berasal dari dua keluarga dengan latar belakang yang saling bertentangan. Ihsan berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU), sementara Ning adalah putri seorang pengikut PKI. Kisah mereka menjadi jendela untuk melihat tajamnya konflik antara kelompok NU dan PKI di Banyuwangi pada masa itu.

- Iklan -
Baca Juga:  Menegangkan! Ini 7 Film Bertahan Hidup Terbaik

“Di Banyuwangi terjadi peristiwa dengan pertentangan yang cukup keras, polarisasinya sangat kuat pada masa itu (pemberontakan PKI 1965). Oleh karena itu, kami memilih peristiwa di Banyuwangi sebagai latar cerita film ini,” jelas Emil Heraldi.

Peristiwa yang dimaksud Emil adalah pembantaian di mana puluhan ribu pemuda Gerakan Pemuda (GP) Ansor dibunuh secara sadis oleh gerombolan PKI pada 18 Oktober 1965. Jasad mereka kemudian dibuang ke sebuah lubang di Desa Cemetuk, Cluring, Banyuwangi. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU