Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas bekerja sama Kemenkes melaksanakan pendampingan upaya percepatan pencegahan dan penurunan Stunting di Kabupaten Bone Bolango Prov. Gorontalo.
Kegiatan ini berupa orientasi pendampingan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) pada kader posyandu dan petugas kesehatan selama tiga hari fari tgl 12-14 November 2021.
Hari pertama orientasi KAP untuk kader posyandu. Hari kedua orientasi KAP untuk tenaga kesehatan di Cafe White Castle.
Sedangkan hari ketiga dilanjutkan dengan praktek lapangan di Puskesmas Tapa Kabupaten Bone Bolango yang dihadiri masyarakat umum, mahasiswa dan petugas puskesmas.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan di Puskesmas dan atau dinas kesehatan juga kader dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat guna mencegah stunting.
Hal ini di ungkapkan oleh Dr Syamsuar Manyullei, SKM., MKes., MSc PH selaku penanggung jawab lokus stunting di kab Bone Bolango.
Juga turut hadir ketua tim pendamping KAP Stunting Unhas Yahya Thamrin, SKM., M Kes., MOHS, PhD., yang memberikan sambutan pada saat pembukaan.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena kegiatan ini dilaksanakan dengan membina suasana yang menyenangkan selama pelatihan, semua mendengar dan semua berbicara, terbina partnership dan terwujud komitmen Komunikasi Antar Pribadi (KAP) untuk menanggulangi dan mencegah stunting di kabupaten Bone Bolango.
Kegiatan ini dibuka oleh Kandinkes Kab Bone Bolango, dr. Meyrin didampingi oleh Kabid Kesehatan Masyarakart, Ibu Roos Panai S.Kep. Ns. MPH dan Kasie Promosi Kesehatan, Iwan Usman, SKM.
Yahya Thamrin menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan penyusunan regulasi dan strategi komunikasi yang dilaksanakan di Kab. Bone Bolango sebelumnya oleh tim pendamping Unhas.
“Kami sangat senang mengikuti kegiatan ini selama dengan mendapatkan ilmu dan keterampilan yang bisa digunakan dalam pelaksanaan program yang ada di Dinkes Kab Bone Bolango,” ungkap Roos Panai.
Ia menyebutkan metode penyampaiannya yang menarik, banyak permainan membuat peserta tidak bosan dan bisa digunakan juga nantinya baik dalam upaya penurunan
dan pencegahan stunting tapi juga untuk program-program lain yang dilaksanakan oleh kader, petugas kesehatan baik di puskesmas maupun dinas kesehatan.