FKM Unhas Fasilitasi Orientasi KAP Kader Kesehatan Kabupaten Jeneponto

Puluhan kader kesehatan Kabupaten Jeneponto mengikuti kegiatan orientasi komunikasi antarpribadi (KAP), Senin, 22 November 2021.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto bersama FKM Unhas ini merupakan rangkaian kegiatan pendampingan penguatan Sistem Kesehatan Nasional untuk percepatan penurunan stunting melalui komunikasi perubahan perilaku yang dibiayai oleh Kemenkes RI.

Tempat pelaksanaan kegiatan di Gedung Sipitanggari, Kabupaten Jeneponto.

Kegiatan KAP pada kader posyandu di Kabupaten Jeneponto dibuka oleh Kamal, SKM selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto didampingi oleh Suryani B., SKM, MKes selaku Kepala Seksi Promosi Kesehatan.

Tim pendamping KAP dari FKM Unhas yaitu Prof. Dr. dr. Muhammad Syafar, MS dan Muhammad Rachmat, SKM, MKes bersama 3 mahasiswa yaitu Andi Sada Potto, SKM yang merupakan mahasiswa S2 PKIP FKM Unhas, Karmilasari mahasiswa S1 Departemen PKIP 2018, Sulindah mahasiswa S1 Departemen Kesling 2019.

Baca Juga:  GenBI Weekend Literacy: Menggugah Minat Baca Generasi Muda melalui Literasi Beragam

Peserta yang menghadiri orientasi KAP bagi kader Posyandu ini sebanyak 26 orang dari 13 Posyandu di Kabupaten Jeneponto. Setiap Posyandu diwakili oleh 2 orang kader.

Orientasi KAP sangat penting diikuti oleh kader kesehatan. Sesuai target pemerintah minimal 80% kader kesehatan telah mengikuti orientasi KAP pada tahun 2024.

“Dalam konteks pencegahan stunting, KAP merupakan komunikasi dialogis antara kader dengan sasaran kunci pencegahan stunting mengenai enam perilaku prioritas terkait stunting,” ujar Muhammad Rachmat saat membahas hasil permainan Pesan dan Makna.

Baca Juga:  GenBI Jasmani Volly Edition: Membangun Kebersamaan melalui Olahraga

Tim fasilitator memperkenalkan sejumlah permainan pembelajaran maupun non pembelajaran.

- Iklan -

Materi yang dibahas mencakup konsep dasar KAP dalam percepatan penurunan stunting, bina suasana, teknik membangun partisipatif, alat bantu komunikasi, dan teknik fasilitasi.

Peserta juga melakukan simulasi secara berkelompok. Peserta dibagi menjadi enam kelompok sesuai jumlah perilaku prioritas terkait stunting.

Setiap kelompok menyiapkan materi kemudian melakukan simulasi KAP dengan tahapan pembukaan dan perkenalan, bina suasana, penyampaian materi dan pembahasan pesan-pesan kunci, lalu komitmen untuk menerapkan perilaku sehat, dan penutup.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU