Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tidak seperti biasanya, penyelenggaraan yudisium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kali ini agak berbeda, dimana yudisium yang berlangsung Senin, 22 Juni 2020 itu dilakukan secara virtual.
Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Ansariadi, SKM., MSc PH., PhD. menyampaikan bahwa terdapat sembilan mahasiswa yang mengikuti yudisium terdiri dari dua orang lulusan pada Program Sarjana pada Program Studi Kesehatan Masyarakat dan empat orang pada Program Studi Ilmu Gizi, dan tiga orang dari Program Magister Kesehatan Masyarakat.
“Lulusan pada yudisium periode Juni 2020 ini adalah mereka yang sebagian besar selesai dengan masa studi lebih cepat dari masa studi yang ada baik untuk Strata 1. Mereka selesai dengan masa studi tiga tahun sembilan bulan, maupun Strata 2 dengan masa studi satu tahun sembilan bulan dengan predikat kelulusan cum laude dan sangat memuaskan,” jelas Ansariadi.
Dekan FKM Unhas, Dr Aminuddin Syam, SKM., M Kes., M Med Ed. dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan yudisium kali ini.
Pertama, bahwa ini untuk pertama kalinya yudisium dilakukan secara virtual. “Ini tentu menjadi sejarah tersendiri baik para lulusan dan kita semua,” kata Dekan.
“Kedua, kemarin tentu sebelum acara yudisium ini, yaitu mahasiswa mengikuti ujian tutup baik skripsi maupun tesis untuk pertama kalinya juga dilakukan secara daring,” lanjutnya.
Ketiga, biasanya penyerahan selempang dilakukan oleh ketua jurusan atau ketua program studi kepada peserta, kali ini penyerahan selempang diserahkan dari orang tua ke anaknya.
“Keempat, mahasiswa cumlaude dalam masa pandemi. Artinya pandemi Covid-19 bukan penghalang bagi mahasiswa untuk mencapai predikat kelulusan Cum laude,” ungkapnya.
Selain itu, ada juga beberapa pesan yang disampaikan oleh Dekan FKM Unhas.
Pertama, pengetahuan dan teori seringkali berbeda di lapangan. Ada gap. Karena itu, alumni adalah juru bicara kampus termasuk yang berkaitan dengan pengendalian Covid-19 ini.
“FKM Unhas harus berada pada garda terdepan memberi kontribusi dalam memutus mata rantai penularan,” tuturnya.
Kedua, pengetahuan yang diperoleh adalah bukan untuk diri sendiri, maka pengetahuan yang diperoleh selama ini adalah untuk diamalkan bagi kemaslahatan umat manusia.
“Ketiga, ada perubahan karakter dalam bentuk tutur kata dan tindakan. Perubahan karakter itu ada pada penghormatan terhadap orang tua dan pengabdian kita kepada masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FKM Unhas, Sakkir Hanafi, SKM., M.Kes. yang juga mengikuti proses yudisium kali ini menyampaikan dua hal penting, yaitu perlunya pembenahan kurikulum.
“Kurikulum kita harus adaptif dengan situasi seperti ini. Covid-19 mengandung sejumlah pembelajaran termasuk pemahaman kita terhadap teknologi yang seringkali kita abaikan selama ini,” ungkap Sakkir.
Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya entrepreneurship bagi mahasiswa, harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
“Jadi kalau selama ini kita biasanya tergantung pada orang tua, maka mulai hari ini secara perlahan belajar, bagaimana kita bisa berkontribusi kepada keluarga dan masyarakat sekitar kita,” tutupnya.
Kegiatan daring yang dipusatkan di Ruang K225 FKM Unhas, dihadiri oleh seluruh Wakil Dekan FKM Unhas, KTU dan para kasubag dan pegawai, sementara para ketua jurusan, ketua program studi, peserta yudisum dan orang tua diikuti di tempat masing-masing.(*/FP)