FKM Unhas Kenalkan Metode Emo-Demo bagi Kader Kesehatan Desa Bone-Bone

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Sabtu, 20 November 2021.

Pengabdian masyarakat ini mengambil tema percepatan penurunan stunting melalui penerapan Komunikasi Antarpribadi (KAP) dan Emo-Demo Bagi Kader Kesehatan.

Pelatihan ini digelar secara parallel di tiga desa yaitu Desa Salukanan, Desa Kendenan, dan Desa Bone-bone.

Kabupaten Enrekang termasuk salah satu kabupaten yang menjadi lokus stunting. Tiga desa yang menjadi lokasi kegiatan berada di wilayah kerja Puskesmas Baraka dan terletak di daerah ketinggian.

Desa Bone-bone merupakan desa terjauh dan berada pada ketinggian sekitar 1200 mdpl. Desa yang asri dan sejuk ini sangat terkenal karena merupakan desa pertama di dunia yang menegaskan wilayahnya sebagai kawasan tanpa rokok.

Bone-bone dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat sekitar 1,5 jam dari Puskemas Baraka.

Kegiatan di Desa Bone-bone diikuti oleh 14 orang kader kesehatan dan tim PKK Desa Bone-bone. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Bone-Bone, Drs. Idris, didampingi oleh Kepala Puskesmas Baraka.

Baca Juga:  Mengapa Pekerjaan Farmasi Sangat Penting untuk Masa Depan Kesehatan

Dalam sambutannya ia memperkenalkan kembali desa Bone-Bone, sejumlah prestasi dan juga tantangannya, termasuk masalah stunting.

Tim pengabdian pada masyarakat dari FKM Unhas yaitu Muhammad Rachmat, S.KM, M.Kes didampingi oleh Endang Werdyaningsih, S.KM, M.Kes dan Muliati Hidayat, S.KM bersama dengan lima orang mahasiswa FKM Unhas yaitu Diva Fadliah Kusumawardani, Febriyanti Zefanya Maengkom, Aliftia Salsabila, Siti Hairunisa, dan Shahidul Islam.

- Iklan -

“Selain metode KAP, kami juga akan memperkenalkan tentang Emo-Demo. Jadi Emo-Demo ini merupakan metode yang dikembangkan oleh GAIN yang bertujuan sebagai sarana penyampaian pesan sederhana dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat mudah diingat serta mempermudah dalam strategi perubahan perilaku.

Kami telah menyiapkan tools-nya yang semoga nantinya bisa digunakan oleh kader dalam kegiatan edukasi di desa,” jelas Muhammad Rachmat.

Tim FKM Unhas membahas beberapa modul Emo-Demo, salah satunya yaitu Porsi Makan Bayi dan Anak.

Sesuai modul ini disediakan alat peraga berupa piring mainan dan tiga macam kartu. Kartu putih ibarat nasi, kartu merah ibarat lauk seperti ikan, serta kartu hijau ibarat sayur dan buah.

Baca Juga:  KKJ Indonesia Desak Rektor Unhas Hentikan Kriminalisasi Terhadap Pers Mahasiswa

Instruksinya adalah peserta diminta untuk mengisi piring mainan dengan kartu-kartu tersebut sesuai dengan porsi makan yang biasa mereka berikan kepada anaknya.

Maksud dari Emo-Demo ini adalah untuk mengetahui bahwa anak juga memerlukan makanan yang beragam dan bergizi tinggi, serta porsi makan yang juga seimbang.

Emo-Demo ini diperagakan dan diikuti oleh peserta dengan sangat antusias. Pada setiap akhir pemainan dilakukan pembahasan tentang pesan kunci yang perlu dipahami dan disampaikan kepada sasaran.

Acara ditutup dengan penyerahan tools Emo-Demo dari Muhammad Rachmat mewakili FKM Unhas kepada Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bone-bone untuk dimanfaatkan dalam kegiatan edukasi. Tidak lupa sesi foto bersama.

Turut hadir dalam kegiatan dari awal hingga akhir yaitu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang Syahril Pawakkarry, S.KM dan Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang Syarah Wahyuni, S.KM beserta tim.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU